KPK Siap Telusuri Track Record Jaksa Agung
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan siap menelusuri track record (rekam jejak) nama-nama calon jaksa agung yang bakal diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, sampai kemarin belum ada satu pun nama calon jaksa agung yang diajukan Presiden.
“Iya, KPK selalu siap menelusuri rekam jejak calon JA (jaksa agung) dan kepala BIN,” kata Ketua KPK Abraham Samad kepada KORAN SINDO kemarin. Sebelumnya sejumlah nama disebut-sebut berpeluang menjabat jaksa agung menggantikan Basrief Arief.
Mereka di antaranya wakil jaksa agung sekaligus Plt Jaksa Agung Andhi Nirwanto, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Widyo Pramono, Jaksa Agung Muda TindakPidanaUmumHMPrasetyo, mantan Jampidsus Kejagung Marwan Effendi, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf, mantan Kepala PPATK M Yunus Husein, Deputi UKP4 Mas Achmad Santosa, dan mantan Ketua KPK Taufiqurahman Ruki.
Sementara itu, mantan Jaksa Agung Basrief Arief cenderung mendukung calon jaksa agung dari internal kejaksaan. Penegasan itu disampaikan Basrief seusai menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) perubahan miliknya kepada KPK kemarin. Basrief berharap penggantinya yang nanti ditunjuk Presiden Jokowi kinerjanya lebih baik dari saat dia memimpin Korps Adhyaksa tersebut.
Menurut dia, jaksa agung dari kalangan internal bisa bekerja maksimal dan lebih baik. “Saya sering mengatakan kalau saya tentu berharap seperti itu (jaksa agung dari internal Kejagung). Tapi, sudahlah jangan didikotomikan antara internal eksternal. Kalau saya, kan dari internal.
Melakukan tugasnya seperti itu, mungkin itu yang lebih baik. Harapan saya (jaksa agung baru) tentu akan lebih baik dari saya,” kata Basrief di depan Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Dia juga mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan jaksa agung dari kalangan profesional.
Menurut dia, jaksa juga profesional dalam menjalankan tugasnya. Meski begitu, dia tidak mau mengungkap figur yang layak menjabat jaksa agung. “Saya jangan menambah kekeruhan lagi. Biar kasih kesempatan ini merupakan prerogatif dari presiden,” ujarnya.
Disinggung nama-nama yang sudah muncul ke publik, Basrief menolak memberikan tanggapan. “Itu hak prerogatif presiden,” katanya. Basrief juga mendukung upaya KPK untuk menelusuri rekam jejak calon jaksa agung. Langkah itu sangat tepat dan tidak perlu dipermasalahkan sebab rekam jejak tentu punya tujuan baik.
“Semua itu (penelusuran rekam jejak calon jaksa agung oleh KPK) yang terbaiklah. Untuk negeri ini, kita cari yang terbaik supaya negeri ini cepat sejahtera, rakyatnya bisa sejahtera,” paparnya. Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, Presiden Jokowi sudah menyerahkan nama-nama calon jaksa agung dan kepala BIN ke KPK dan PPATK.
Pernyataan ini disampaikan Tedjo seusai melepas keberangkatan Presiden Jokowi dan rombongan dalam lawatan luar negeri perdananya di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (8/11). Politikus Partai NasDem ini kemudian menambahkan, Presiden sangat berhati-hati menunjuk pengganti Basrief Arief.
Presiden tidak mau salah memilih orang baik dari kalangan internal maupun eksternal. “Lebih baik kita mundur sedikit dapat yang terbaik daripada nanti salah pilih. Ini sangat- sangat riskan kalau salah memilih. Terserah (Presiden). Nanti kita lihatlah, Bapak Presiden punya pertimbangan yang matang,” ungkap Tedjo di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (16/11).
Sabir laluhu
“Iya, KPK selalu siap menelusuri rekam jejak calon JA (jaksa agung) dan kepala BIN,” kata Ketua KPK Abraham Samad kepada KORAN SINDO kemarin. Sebelumnya sejumlah nama disebut-sebut berpeluang menjabat jaksa agung menggantikan Basrief Arief.
Mereka di antaranya wakil jaksa agung sekaligus Plt Jaksa Agung Andhi Nirwanto, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Widyo Pramono, Jaksa Agung Muda TindakPidanaUmumHMPrasetyo, mantan Jampidsus Kejagung Marwan Effendi, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf, mantan Kepala PPATK M Yunus Husein, Deputi UKP4 Mas Achmad Santosa, dan mantan Ketua KPK Taufiqurahman Ruki.
Sementara itu, mantan Jaksa Agung Basrief Arief cenderung mendukung calon jaksa agung dari internal kejaksaan. Penegasan itu disampaikan Basrief seusai menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) perubahan miliknya kepada KPK kemarin. Basrief berharap penggantinya yang nanti ditunjuk Presiden Jokowi kinerjanya lebih baik dari saat dia memimpin Korps Adhyaksa tersebut.
Menurut dia, jaksa agung dari kalangan internal bisa bekerja maksimal dan lebih baik. “Saya sering mengatakan kalau saya tentu berharap seperti itu (jaksa agung dari internal Kejagung). Tapi, sudahlah jangan didikotomikan antara internal eksternal. Kalau saya, kan dari internal.
Melakukan tugasnya seperti itu, mungkin itu yang lebih baik. Harapan saya (jaksa agung baru) tentu akan lebih baik dari saya,” kata Basrief di depan Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Dia juga mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan jaksa agung dari kalangan profesional.
Menurut dia, jaksa juga profesional dalam menjalankan tugasnya. Meski begitu, dia tidak mau mengungkap figur yang layak menjabat jaksa agung. “Saya jangan menambah kekeruhan lagi. Biar kasih kesempatan ini merupakan prerogatif dari presiden,” ujarnya.
Disinggung nama-nama yang sudah muncul ke publik, Basrief menolak memberikan tanggapan. “Itu hak prerogatif presiden,” katanya. Basrief juga mendukung upaya KPK untuk menelusuri rekam jejak calon jaksa agung. Langkah itu sangat tepat dan tidak perlu dipermasalahkan sebab rekam jejak tentu punya tujuan baik.
“Semua itu (penelusuran rekam jejak calon jaksa agung oleh KPK) yang terbaiklah. Untuk negeri ini, kita cari yang terbaik supaya negeri ini cepat sejahtera, rakyatnya bisa sejahtera,” paparnya. Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, Presiden Jokowi sudah menyerahkan nama-nama calon jaksa agung dan kepala BIN ke KPK dan PPATK.
Pernyataan ini disampaikan Tedjo seusai melepas keberangkatan Presiden Jokowi dan rombongan dalam lawatan luar negeri perdananya di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (8/11). Politikus Partai NasDem ini kemudian menambahkan, Presiden sangat berhati-hati menunjuk pengganti Basrief Arief.
Presiden tidak mau salah memilih orang baik dari kalangan internal maupun eksternal. “Lebih baik kita mundur sedikit dapat yang terbaik daripada nanti salah pilih. Ini sangat- sangat riskan kalau salah memilih. Terserah (Presiden). Nanti kita lihatlah, Bapak Presiden punya pertimbangan yang matang,” ungkap Tedjo di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (16/11).
Sabir laluhu
(bbg)