Isu Ekonomi Fokus Pertemuan G-20

Sabtu, 15 November 2014 - 12:35 WIB
Isu Ekonomi Fokus Pertemuan G-20
Isu Ekonomi Fokus Pertemuan G-20
A A A
BRISBANE - Pemimpin negara anggota G-20 kemarin tiba di Brisbane, Australia untuk memulai agenda pertemuan. Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana juga tiba pada Jumat siang waktu setempat.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengikuti KTT APEC di Beijing dan KTT ASEAN di Myanmar. Sore harinya Jokowi langsung bertemu Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott. Jokowi menganggap Australia sebagai mitra penting Indonesia. “Australia sangat penting bagi Indonesia karena ribuah mahasiswa kita belajar di sini,”ujarnya seusai pertemuan.

Kedatangan pemimpin G-20 menandai bahwa pertemuan selama dua hari, hari ini dan besok telah siap digelar. Sejumlah agenda penting yang akan dibahas diprediksi akan berkutat pada persoalan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dipertegas melalui pernyataan Abbott.

Menurut Abbott, pertemuan G-20 akan lebih fokus membahas penciptaan lapangan kerja, penanggulangan penyelewengan pajak dan memperkuat perekonomian global. “Enam tahun lalu, dampak dari krisis finansial global dirasakan seluruh dunia. Di saat krisis sudah berlalu, kami masih berjuang mengatasi utang dan pengangguran,” kata Abbott dalam artikel yang ditulisnya menjelang pertemuan, dikutip Reuters.

Abbott menambahkan, tantangan bagi pemimpin G-20 saat ini sudah sangat jelas, yakni mengangkat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan finansial. Para pemimpin diharapkan mampu mewujudkan rencana yang disepakati pada pertemuan tingkat menteri keuangan G-20 pada Februari untuk menciptakan pertumbuhan global sebesar 2% dalam lima tahun ke depan.

“Untuk mewujudkan tujuan tersebut, anggota G-20 telah mengidentifikasi hampir 1.000 langkah-langkah baru dalam strategi pertumbuhan ekonomi domestik mereka,” ungkap Abbott. Dari Washington, penegasan isu ekonomi yang akan lebih banyak dibahas selama pertemuan disampaikan juru bicara senior Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

Psaki menegaskan, pertemuan G-20 akan fokus terhadap isuisu ekonomi dan bagaimana mengoordinasikannya dengan perekonomian global. Tensi antara Rusia dan Ukraina juga akan menjadi pokok bahasan lainnya, sedangkan persoalan perubahan iklim, yang banyak diserukan penentang pertemuan G-20 sepertinya masuk pada agenda sampingan.

“Saya lebih fokus terhadap apa yang terjadi saat ini, bukan sesuatu yang kemungkinan akan terjadi 16 tahun lagi. Kami tidak akan bicara soal itu (perubahan iklim), tapi kami melakukan aksi,” ujar Abbott menanggapi isu perubahan iklim, dikutip Reuters.

Sikap Canberra yang nggan membawa isu perubahan iklim ke dalam fokus utama pembicaraan G-20 mendapat kritikan. Ketika negara dengan penyumbang gas karbon terbesar seperti Amerika Serikat (AS) dan China saja sepakat untuk bersama-sama mengatasi perubahan iklim, Australia malah belum menyatakan komitmen apapun. Terkait tensi Rusia dan Ukraina, pertemuan G-20 sepertinya juga akan dijadikan sebagai ajang untuk menekan Rusia supaya menghargai kedaulatan Ukraina.

PM Inggris David Cameron dengan tegas mengecam sikap Rusia dan mengingatkan bahwa mereka bisa mendapatkan sanksi lebih berat dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. “Saya masih berharap bahwa Rusia memiliki hati dan memahami bahwa mereka semestinya membiarkan Ukraina untuk berkembang sebagai sebuah negara bebas dan independen. Bebas untuk menentukan sikap,” kata Cameron kepada media di Canberra.

“Jika Rusia mengambil sikap positif terhadap Ukraina, sanksi kemungkinan dicabut.” Sementara itu, protes terhadap pertemuan G-20 tak bisa dihindarkan. Sejumlah penentang pertemuan melakukan unjuk rasa di sekitar lokasi. Mereka rata-rata menganggap pertemuan tidak ada manfaatnya. Penduduk lokal juga merasa aneh dengan sistem keamanan yang diterapkan.

Menunjukkan betapa pertemuan tersebut dianggap sebagai sekadar “seremonial”, koran lokal The Courier Mail dalam edisi khusus G-20 menampilkan foto editan para pemimpin anggota dengan berbagai kostum. Paling menonjol adalah foto Presiden AS Barack Obama yang ditampilkan memakai celana pantai dan bertelanjang dada. Judul besar tertera di sana “Welcome to Paradise”.

Sugeng wahyudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3715 seconds (0.1#10.140)