Teror terhadap Amien Rais Ganggu Stabilitas Politik

Sabtu, 08 November 2014 - 12:43 WIB
Teror terhadap Amien Rais Ganggu Stabilitas Politik
Teror terhadap Amien Rais Ganggu Stabilitas Politik
A A A
JAKARTA - Sejumlah pihak mendesak aparat kepolisian segera menangkap pelaku penembakan di rumah tokoh nasional Amien Rais di Pandeansari Blok II No 3, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, pada Kamis (6/11) dini hari.

Penangkapan pelaku penting karena akan bisa mengungkap motif di balik aksi teror tersebut. Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai menilai, jika kasus ini tidak terungkap dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas politik dan keamanan nasional. LPSK sendiri menyatakan siap memberikan perlindungan terhadap mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) jika memang dibutuhkan.

”Bila beliau (Amien Rais) merasa terancam atas teror tersebut, sebagai saksi dan korban kejahatan dia dapat dilindungi LPSK,” kata Semendawai di Jakarta kemarin. Dia menilai kasus teror yang menimpa Amien termasuk kategori mengancam fisik dan psikologis. Dengan dasar ini, LPSK dapat mempertimbangkan melayani perlindungan untuk keselamatan jiwanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga berharap pihak berwenang mengusut motivasi penembakan terhadap mobil Toyota Harrier AB 264 AR milik Amien. Peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal ini mungkin saja terjadi pada pihak lain. ”Perlu dicari tahu. Kalau pimpinan seperti itu yang dihormati diteror, apalagi yang lain,” ujar JK.

Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) DIY kemarin juga mendesak Polda DIY untuk mengusut tuntas penembakan mobil Amien, sebab penembakan mobil tersebut merupakan ancaman serius meski tidak menimbulkan korban jiwa. Jika kasus ini tidak kunjung terungkap, ditakutkan dampaknya akan meluas.

”Selain sudah menimbulkan keresahan di kalangan PAN, permasalahan ini juga menjadi provokasi bagi pendukung PAN,” tandas Ketua BM PAN DIY Damba Aktivis. BM PAN kemarin mendatangi Polda DIY. Kedatangan sekitar puluhan anak muda ini dalam rangka memberikan dukungan kepada Polda DIY mengungkapkan insiden tersebut.

Diduga Pakai Senjata Rakitan

Kepolisian menegaskan bahwa aksi penembakan di rumah Amien jelas-jelas bentuk teror. Kabareskrim Polri Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, pelaku diduga menembak mobil Amien yang terparkir di teras rumahnya itu dengan senjata api rakitan. ”Sebab proyektil yang ditemukan punya alur yang tidak sempurna,” katanya.

Senada dengan Kabareskrim, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menengarai pelaku penembakan terhadap mobil milik mantan Ketua MPR Amien Rais itu menggunakan senjata api rakitan dan peluru bekas. ”Setelah melakukan penyelidikan di lapangan dan memeriksa barang bukti selongsong maupun serpihan proyektil, diduga pelaku menggunakan senjata api rakitan dan peluru bekas,” kata Kepala Bidang Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti.

Menurut dia, penembakan dilakukan dari jarak sekitar sembilan meter dari mobil Amien Rais. Dari hasil penyidikan, terdapat beberapa hasil temuan, di antaranya aksi penembakan dilakukan seseorang dengan cara memanjat pagar rumah, di arah barat laut sasaran tembak. Anny mengatakan, penembakan dilakukan dengan menggunakan peluru kaliber 223 yang sinonim dengan kaliber 5,56 kali 45 sentimeter.

”Karena dari selongsong peluru yang ditemukan di TKP terdapat patahan bibir selongsong,” ujar Anny. Diduga peluru yang digunakan pelaku merupakan peluru bekas. Ini terlihat dari peluru yang digunakan tidak standar dan senjata yang digunakan juga tidak standar. Melihat standarnya, peluru tersebut biasa digunakan pada senjata laras panjang. Hingga kemarin, kepolisian masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP).

Sejumlah petugas terpantau masih ditempatkan di rumah Amien. Garis polisi juga masih terpasang di depan rumah ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN ini. Untuk mengungkap kasus ini, Polda DIY membentuk tim khusus yang dipimpin langsung Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Subagyo. ”Untuk motif masih didalami. Mudah-mudahan secepatnya dapat mengungkap,” kata Anny.

Kepolisian berencana membuka closed circuit television (CCTV) di sekitar lokasi kediaman Amien Rais. Sementara itu, keluarga Amien Rais percaya pihak kepolisian bakal bersikap profesional dalam mengungkap aksi teror ini. Keluarga juga enggan menarik kejadian dalam ranah politik. Putra tertua Amien Rais, Ahmad Hanafi, mengaku keluarga tidak mau berandaiandai atas aksi kekerasan itu.

”Kami berharap kepolisian bisa menangkap pelaku, motif, sampai yang terlibat,” kata anggota DPR dapil DIY ini. Hanafi mengakui, aksi teror yang menimpa keluarganya bukan hanya sekali. Saat dekade 90-an menjelang reformasi, teror kerap menimpa keluarganya. ”Ada lemparan batu ke kaca rumah. Sampai SMS ancaman,” imbuhnya.

Tak heran Hanafi memilih berprasangka baik saat teror menimpa sang ayah. Dia dan keluarga lebih percaya dengan pengungkapan dari kepolisian. ”Ditunggu dulu saja, fakta hukumnya seperti apa. Tidak perlu ditarik-tarik dari sisi politik,” tegas peraih suara terbanyak dapil DIY pada Pileg 2014 lalu itu.

Ridwan anshori/Priyo setyawan/Sindonews/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7180 seconds (0.1#10.140)