Rumah Amien Rais Diteror
A
A
A
SLEMAN - Tokoh nasional Amien Rais menjadi sasaran teror. Rumah Amien di Pandeansari Blok II No 3, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, dini hari kemarin ditembak orang tak dikenal. Beruntung aksi ini tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Saat kejadian sekitar pukul 02.00 WIB itu, Amien yang juga ketua Majelis Pertimbangan Partai Partai Amanat Nasional (PAN) ini tengah istirahat. Tembakandaridepan rumah itu mengenai mobil Toyota Harrier bernopol AB 264 AR warna hitam yang terparkir di teras rumahnya. Tembakan mengenai bodi samping kanan mobil, tepatnya dekat lampu belakang. Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin terungkap, peluru juga tembus hingga ke dalam jok belakang mobil. Amien mengaku tak mengetahui motif di balik teror yang menimpanya.
Selama 34 tahun tinggal di Pandeansari, dirinya sangat senang dan tidak ada masalah berarti baik dengan tetangga maupun koleganya. Mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini juga mengungkapkan, tercatat sudah menerima teror tiga kali selama tinggal di Pandeansari. Namun, teror yang ketiga ini dinilai paling serius karena hingga melakukan tembakan.
”Ini untuk yang ketiga. Sebelumnya saat reformasi (tahun 1998) dan tiga bulan sesudah reformasi,” ujar Amien kepada wartawan di kediamannya kemarin. Teror pertama dan kedua dinilainya tidak serius sebab pelaku hanya melempari rumahnya dengan batu, meskipun dari lemparan itu kaca rumahnya pecah. Sedangkan untuk teror ketiga dianggapnya serius sebab pelaku memakai senjata api (senpi).
”Karena ini serius, tidak boleh dibiarkan merambah ke mana-mana dan tidak jadi chaos. Untuk itu, polisi harus dapat mengungkap,” kata mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini. Dari keterangan penjaga pos satpam di rumahnya, Hefi Ismail, 30, pelaku teror diduga datang dengan mengendarai sepeda motor jenis matic. Awalnya Hefi mengetahui ada suara motor melaju dari arah utara ke selatan di depan rumah.
Namun, tidak lama kemudian motor tersebut kembali ke utara dan berhenti di depan rumah. Kemudian terdengar suara ledakan, namun Hefi menganggap waktu itu hanyalah suara knalpot motor. ”Sehingga tidak mengira itu tembakan. Mungkin karena penjaga malam itu masih lugu,” ungkap Amien. Dia baru mengetahui ada penembakan setelah sopirnya, Harmanto, yang akan mencuci mobil pada pukul 06.00 WIB mendapati bagian kanan belakang mobil terdapat lubang bekas peluru.
”Saya kira target ini untuk menakutnakuti saya,” katanya. Amien mengaku ancaman teror bukan hanya secara fisik, namun juga melalui telepon dan surat gelap, termasuk santet. ”Setahun lalu rumah saya di Jakarta juga pernah mendapatkan kuali besar yang berisi bunga, jarum, dan telur angsa,” ungkapnya.
Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Soebagyo mengatakan belum dapat memberikan keterangan yang lengkap mengenai kejadian tersebut, baik motif maupun jenis peluru yang digunakan pelaku untuk menembak mobil Amien. Pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus ini, termasuk olah TKP dan identifikasi. ”Kami juga sudah meminta keterangan satpam dan mengumpulkan barang bukti serta petunjuk lainnya,” katanya. Polisi telah menemukan selongsong dan pecahan proyektil.
”Pecahan proyektil banyak, tapi untuk jumlahnya lupa,” kata Kalabfor Polri Cabang Semarang Kombes Pol Setiyani seusai melakukan identifikasi kemarin. Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Karyoto menambahkan, dari oleh TKP dan identifikasi, selain ada barang mertalogi, petugas juga menemukan bekas tembakan, pecahan proyektil, dan lain-lain di dalam mobil. Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan tersebut ke publik. ”Masih terlalu dini,” ujarnya.
Diduga Ada Muatan Politis
Aksi penembakan mobil Toyota Harrier milik Amien Rais diduga bentuk teror yang disinyalir berkaitan dengan politik. Untuk mengusut pelaku teror itu, polisi harus bekerja dengan cermat. Lebih-lebih sudah ada petunjuk untuk mengusut kasus ini antara lain ditemukan selongsong peluru di lokasi. Dosen Sosiologi Kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suprapto mengatakan, ada dua kemungkinan dari kejadian ini yakni teror penembakan itu bentuk kriminal murni atau teror terkait politik.
Dugaan terkait politik tak berlebihan karena Amien Rais merupakan tokoh politik. ”Apalagi beliau kemarin menjadi perbincangan orang dari statement-nya,” katanya. Saat masa kampanye pemilu presiden dan wakil presiden lalu Amien Rais pernah mengeluarkan pernyataan yang mau jalan kaki ke Jakarta.
Bahkan ada pula warga dari Jawa Timur yang sampai datang ke kediaman Amien Rais untuk menghampiri mengajak bersama jalan kaki ke Jakarta. Kemudian ada pula kejadian warga Yogyakarta yang melakukan acara ruwatan terhadap Amien. Jikaterkaitpolitik, pelakubisa dari pihak lawan politik, pihak Amien Rais sendiri, ataupun pihak ketiga. Namun, yang sangat penting untuk dicermati, mengapa teror itu dengan menggunakan peluru sebab untuk menggunakan peluru itu bukan hal mudah.
Meski pelaku penembakan orang suruhan pun, dimungkinkan pelaku bukan sembarangan orang. ”Karena peluru itu tidak mudah dibeli, jadi perlu pencermatan peluru itu untuk melacak pelaku,” ungkapnya. Teror di rumah Amien juga berbeda dengan kasus penembakan terhadap seorang calon legislatif dari PDI Perjuangan asal Sleman, Suprapto, beberapa waktu lalu.
Dalam penembakan yang menyasar kaca mobil Amien Rais, selongsong peluru yang diperkirakan memiliki panjang 0,5 sentimeter ditemukan di luar pagar. Penembakan itu pun terjadi saat Amien Rais berada di dalam rumah.
Priyo setyawan/Muji barnugroho
Saat kejadian sekitar pukul 02.00 WIB itu, Amien yang juga ketua Majelis Pertimbangan Partai Partai Amanat Nasional (PAN) ini tengah istirahat. Tembakandaridepan rumah itu mengenai mobil Toyota Harrier bernopol AB 264 AR warna hitam yang terparkir di teras rumahnya. Tembakan mengenai bodi samping kanan mobil, tepatnya dekat lampu belakang. Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin terungkap, peluru juga tembus hingga ke dalam jok belakang mobil. Amien mengaku tak mengetahui motif di balik teror yang menimpanya.
Selama 34 tahun tinggal di Pandeansari, dirinya sangat senang dan tidak ada masalah berarti baik dengan tetangga maupun koleganya. Mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini juga mengungkapkan, tercatat sudah menerima teror tiga kali selama tinggal di Pandeansari. Namun, teror yang ketiga ini dinilai paling serius karena hingga melakukan tembakan.
”Ini untuk yang ketiga. Sebelumnya saat reformasi (tahun 1998) dan tiga bulan sesudah reformasi,” ujar Amien kepada wartawan di kediamannya kemarin. Teror pertama dan kedua dinilainya tidak serius sebab pelaku hanya melempari rumahnya dengan batu, meskipun dari lemparan itu kaca rumahnya pecah. Sedangkan untuk teror ketiga dianggapnya serius sebab pelaku memakai senjata api (senpi).
”Karena ini serius, tidak boleh dibiarkan merambah ke mana-mana dan tidak jadi chaos. Untuk itu, polisi harus dapat mengungkap,” kata mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini. Dari keterangan penjaga pos satpam di rumahnya, Hefi Ismail, 30, pelaku teror diduga datang dengan mengendarai sepeda motor jenis matic. Awalnya Hefi mengetahui ada suara motor melaju dari arah utara ke selatan di depan rumah.
Namun, tidak lama kemudian motor tersebut kembali ke utara dan berhenti di depan rumah. Kemudian terdengar suara ledakan, namun Hefi menganggap waktu itu hanyalah suara knalpot motor. ”Sehingga tidak mengira itu tembakan. Mungkin karena penjaga malam itu masih lugu,” ungkap Amien. Dia baru mengetahui ada penembakan setelah sopirnya, Harmanto, yang akan mencuci mobil pada pukul 06.00 WIB mendapati bagian kanan belakang mobil terdapat lubang bekas peluru.
”Saya kira target ini untuk menakutnakuti saya,” katanya. Amien mengaku ancaman teror bukan hanya secara fisik, namun juga melalui telepon dan surat gelap, termasuk santet. ”Setahun lalu rumah saya di Jakarta juga pernah mendapatkan kuali besar yang berisi bunga, jarum, dan telur angsa,” ungkapnya.
Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Soebagyo mengatakan belum dapat memberikan keterangan yang lengkap mengenai kejadian tersebut, baik motif maupun jenis peluru yang digunakan pelaku untuk menembak mobil Amien. Pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus ini, termasuk olah TKP dan identifikasi. ”Kami juga sudah meminta keterangan satpam dan mengumpulkan barang bukti serta petunjuk lainnya,” katanya. Polisi telah menemukan selongsong dan pecahan proyektil.
”Pecahan proyektil banyak, tapi untuk jumlahnya lupa,” kata Kalabfor Polri Cabang Semarang Kombes Pol Setiyani seusai melakukan identifikasi kemarin. Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Karyoto menambahkan, dari oleh TKP dan identifikasi, selain ada barang mertalogi, petugas juga menemukan bekas tembakan, pecahan proyektil, dan lain-lain di dalam mobil. Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan tersebut ke publik. ”Masih terlalu dini,” ujarnya.
Diduga Ada Muatan Politis
Aksi penembakan mobil Toyota Harrier milik Amien Rais diduga bentuk teror yang disinyalir berkaitan dengan politik. Untuk mengusut pelaku teror itu, polisi harus bekerja dengan cermat. Lebih-lebih sudah ada petunjuk untuk mengusut kasus ini antara lain ditemukan selongsong peluru di lokasi. Dosen Sosiologi Kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suprapto mengatakan, ada dua kemungkinan dari kejadian ini yakni teror penembakan itu bentuk kriminal murni atau teror terkait politik.
Dugaan terkait politik tak berlebihan karena Amien Rais merupakan tokoh politik. ”Apalagi beliau kemarin menjadi perbincangan orang dari statement-nya,” katanya. Saat masa kampanye pemilu presiden dan wakil presiden lalu Amien Rais pernah mengeluarkan pernyataan yang mau jalan kaki ke Jakarta.
Bahkan ada pula warga dari Jawa Timur yang sampai datang ke kediaman Amien Rais untuk menghampiri mengajak bersama jalan kaki ke Jakarta. Kemudian ada pula kejadian warga Yogyakarta yang melakukan acara ruwatan terhadap Amien. Jikaterkaitpolitik, pelakubisa dari pihak lawan politik, pihak Amien Rais sendiri, ataupun pihak ketiga. Namun, yang sangat penting untuk dicermati, mengapa teror itu dengan menggunakan peluru sebab untuk menggunakan peluru itu bukan hal mudah.
Meski pelaku penembakan orang suruhan pun, dimungkinkan pelaku bukan sembarangan orang. ”Karena peluru itu tidak mudah dibeli, jadi perlu pencermatan peluru itu untuk melacak pelaku,” ungkapnya. Teror di rumah Amien juga berbeda dengan kasus penembakan terhadap seorang calon legislatif dari PDI Perjuangan asal Sleman, Suprapto, beberapa waktu lalu.
Dalam penembakan yang menyasar kaca mobil Amien Rais, selongsong peluru yang diperkirakan memiliki panjang 0,5 sentimeter ditemukan di luar pagar. Penembakan itu pun terjadi saat Amien Rais berada di dalam rumah.
Priyo setyawan/Muji barnugroho
(bbg)