Pramuka Kritik Anak Muda Zaman Sekarang
Pramuka Kritik Anak Muda Zaman Sekarang
A
A
A
JAKARTA - Perilaku anak muda zaman sekarang dikritik Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.
"Ini mereka enggak suka dengan uniform mereka citizen journalist, ada apa-apa mereka posting di twitter di sosial media," kata Adhyaksa Dault usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Pria yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini pun mengkritik sejumlah tayangan televisi saat ini.
"Coba lihat film-film sekarang. Anak-anak kita sekarang Fisip fakultas ilmu santet dan ilmu pelet, filmnya hantu datang bulan, suster ngesot, anak-anak jadi ngeri semua," tuturnya.
Dia berpendapat, sejumlah tayangan televisi saat ini jelas berbeda dengan eranya.
"Dulu waktu saya masih kecil kan ada Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, sekarang pagi-pagi sudah na na na na, jadi penonton bayaran," ujar Adhyaksa sambil menirukan gaya anak muda yang menjadi penonton bayaran di sebuah program musik televisi nasional.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pramuka pun berencana mengubah perilaku anak muda yang seperti demikian.
"Kami juga mau cari TV swasta yang mau tayangkan Pramuka agar yang ada di daerah itu muncul," tuturnya.
"Jadi sekarang kami mencoba betul Pramuka ini menyelesaikan persoalan-persoalan walaupun kecil tapi bisa menyelesaikan persoalan pemuda sendiri di kalangan remaja. Misalnya dikemas dalam film-film kami mau coba dengan media massa," tambahnya.
"Ini mereka enggak suka dengan uniform mereka citizen journalist, ada apa-apa mereka posting di twitter di sosial media," kata Adhyaksa Dault usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Pria yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini pun mengkritik sejumlah tayangan televisi saat ini.
"Coba lihat film-film sekarang. Anak-anak kita sekarang Fisip fakultas ilmu santet dan ilmu pelet, filmnya hantu datang bulan, suster ngesot, anak-anak jadi ngeri semua," tuturnya.
Dia berpendapat, sejumlah tayangan televisi saat ini jelas berbeda dengan eranya.
"Dulu waktu saya masih kecil kan ada Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, sekarang pagi-pagi sudah na na na na, jadi penonton bayaran," ujar Adhyaksa sambil menirukan gaya anak muda yang menjadi penonton bayaran di sebuah program musik televisi nasional.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pramuka pun berencana mengubah perilaku anak muda yang seperti demikian.
"Kami juga mau cari TV swasta yang mau tayangkan Pramuka agar yang ada di daerah itu muncul," tuturnya.
"Jadi sekarang kami mencoba betul Pramuka ini menyelesaikan persoalan-persoalan walaupun kecil tapi bisa menyelesaikan persoalan pemuda sendiri di kalangan remaja. Misalnya dikemas dalam film-film kami mau coba dengan media massa," tambahnya.
(ysw)
Explore More