TAJUK, Ebola

Senin, 03 November 2014 - 14:34 WIB
TAJUK, Ebola
TAJUK, Ebola
A A A
Pemerintah meminta masyarakat tidak khawatir atas serangan virus maut ebola yang mulai menjadi isu hangat di Indonesia.

Kabar adanya warga negara kita yang diduga tertular virus yang datang dari Afrika itu mulai banyak diperbincangkan. Meski statusnya masih suspect alias terduga, dua warga kita yang baru pulang dari Liberia harus menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit secara terpisah, yakni di RSUD dr Sudono, Madiun, Jawa Timur dan RSUD Pare, Kediri, Jawa Timur. Dua pasien ini mengalami gejala yang mirip-mirip serangan awal virus ebola, yakni deman, nyeri, sakit kepala, dan muntah-muntah.

Sejauh ini pihak rumah sakit tidak memberikan konfirmasi bahwa dua warga tersebut positif terserang virus yang telah merenggut ribuan nyawa dan sedang menggegerkan dunia itu. Seluruh masyarakat Indonesia berharap, dua orang yang bekerja sebagai TKI itu tidak terserang virus yang ditularkan oleh kelelawar buah tersebut. Kita mengapresiasi kesiapan tim medis yang telah melaksanakan perawatan sangat baik dengan standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kita yakin pemerintah pusat seperti disampaikan pejabat Kementerian Kesehatan RI telah memiliki standar yang memadai dan mumpuni dalam mengantisipasi penyebaran virus yang bisa menular dari manusia ke manusia ini. Kabar kematian korban virus maut ini di Amerika Serikat (AS) memang mengagetkan. Rata-rata korban baik yang sudah meninggal atau positif terjangkit memiliki riwayat kontak dengan penderita ebola atau pernah berada di negara yang terjangkit virus yang belum ditemukan obatnya itu.

Tidak hanya warga Amerika yang panik, warga dunia pun pasti turut cemas. Termasuk kita warga Indonesia yang secara geografis wilayahnya sangat terbuka menjadi tempat lalu lintas manusia di seluruh dunia. Karena itu, masyarakat berharap pemerintah pusat dan daerah bahu-membahu melakukan sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat agar paham apa itu virus ebola, bagaimana gejalanya, apa antisipasinya, dan tindakan pertama apa yang mesti dilakukan jika bertemu dengan orang yang kena gejala ebola.

Penyakit yang satu ini sangatlah berbahaya dan diyakini lebih berbahaya daripada flu burung, flu babi maupun flu unta yang sudah menggegerkan jagat raya beberapa waktu sebelumnya. Salah satunya karena penularan dari manusia ke manusia. Selama ini masyarakat tahu ebola hanya dari pemberitaan media massa yang tentu memiliki keterbatasan. Harus dibentuk tim khusus lintas sektoral yang bekerja secara serentak dan intensif untuk mengantisipasi serangan ini.

Jika perlu Presiden Jokowi yang memimpin langsung tim atau panitia khusus ini. Imbauan seperti itu bukan untuk memperbesar rasa cemas masyarakat terhadap virus ebola. Tapi sebagai wujud tanggung jawab pemerintah untuk menenangkan, melindungi, dan mengayomi segenap tumpah darah Indonesia. Dorongan ini juga tidak berarti membesar-besarkan isu ebola. Karena memang sebenarnya ebola itu sendiri adalah isu besar yang harus ditangani dengan serius.

Kita tidak ingin Indonesia menjadi bahan pemberitaan media internasional sebagai negara yang tidak siap menghadapi serangan ini. Indonesia adalah negara yang memiliki segudang pengalaman dalam menangani wabah dahsyat seperti flu burung. Pengalaman itulah yang harus dimaksimalkan untuk menangkal serangan dan penyebaran virus ebola. Tenaga-tenaga medis dan kesehatan kita juga cukup andal dan mumpuni dalam melakukan penelitian dan penanganan virus ebola.

Kapasitas keilmuan dan pengalaman mereka juga sudah banyak diakui dunia. Ini berarti kita memiliki SDM yang unggul dalam masalah ini. Mungkin persoalannya peralatan penunjang dan infrastruktur kesehatan kita masih kalah dari negara lain. Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama terutama pemerintah dan Kabinet Kerja pimpinan Presiden Jokowi.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5969 seconds (0.1#10.140)