Lobi Politik Fraksi dari KIH Dinilai Memble
A
A
A
JAKARTA - Komunikasi politik fraksi yang tergabung di dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tak berjalan baik sehingga muncul adanya DPR tandingan.
Semestinya, mereka bisa menempuh jalur lobi atau negosiasi dengan Koalisi Merah Putih (KMP) yang memang menjadi mayoritas di parlemen.
"Saya setuju bukan kurang, teknik lobi dan negosiasi (KIH) lemah," ujar Pengamat Politik dari Emrus Corner, Emrus Sihombing saat berbincang dengan Sindonews, Senin (3/11/2014).
Apabila mereka bisa melakukan komunikasi dengan lobi yang baik, maka koalisi fraksi dari pendukung Jokowi-JK ini bisa memperoleh jumlah maksimal dalam perolehan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) yang memang menjadi akar persoalan adanya DPR tandingan.
Kata Emrus, KIH bisa mendapatkan sekira 30 persen dari AKD yang ada mengingat mereka memiliki 30 persen lebih suara di parlemen.
"Harusnya mereka menyadari, KMP (suaranya) 60 persen, maka itu harusnya Koalisi Indonesia Hebat pro aktif, mereke punya 30 persen lebih," pungkasnya.
Semestinya, mereka bisa menempuh jalur lobi atau negosiasi dengan Koalisi Merah Putih (KMP) yang memang menjadi mayoritas di parlemen.
"Saya setuju bukan kurang, teknik lobi dan negosiasi (KIH) lemah," ujar Pengamat Politik dari Emrus Corner, Emrus Sihombing saat berbincang dengan Sindonews, Senin (3/11/2014).
Apabila mereka bisa melakukan komunikasi dengan lobi yang baik, maka koalisi fraksi dari pendukung Jokowi-JK ini bisa memperoleh jumlah maksimal dalam perolehan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) yang memang menjadi akar persoalan adanya DPR tandingan.
Kata Emrus, KIH bisa mendapatkan sekira 30 persen dari AKD yang ada mengingat mereka memiliki 30 persen lebih suara di parlemen.
"Harusnya mereka menyadari, KMP (suaranya) 60 persen, maka itu harusnya Koalisi Indonesia Hebat pro aktif, mereke punya 30 persen lebih," pungkasnya.
(maf)