Jokowi Tak Takut Ancaman Dijegal
A
A
A
JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak takut dengan ancaman penjegalan yang pernah dinyatakan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, sistem yang dianut Indonesia adalah presidensial. Sehingga, seharusnya tidak ada semangat untuk jegal menjegal.
"Kita itu sistemnya apa? Presidensial. Kemudian yang kedua, semangat kita mestinya setelah pilpres selesai untuk membenahi negara ini, menyejahterakan negara kita," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
"Semuanya harus ke situ, jangan ada semangat jegal menjegal. Nanti baru tarungnya lima tahun lagi, jangan ada semangat jegal menjegal," sambungnya.
Jokowi melanjutkan, dirinya tidak habis pikir dengan pemikiran untuk jegal menjegal pemerintahan yang sama sekali belum dijalani.
"Saya enggak mengerti pemikiran seperti apa kalau seperti itu. Ada jegal menjegal, ini untuk rakyat dan negara. Ini bukan untuk kepentingan Jokowi," pungkasnya.
Kendati demikian, Jokowi tidak khawatir dengan ancaman ini. Menurutnya tidak ada yang perlu ditakutkan. "Wajah aku wajah khawatir? Kan enggak. Antisipasi enggak ada. Hanya dengar rakyat, dekat rakyat," pungkasnya.
Sebelumnya, adik Prabowo Hashim Djojohadikusumo kepada Reuteurs menyatakan koalisinya akan menghambat pemerintahan Jokowi-JK. Termasuk menginvestigasi kasus-kasus korupsi Pemprov DKI.
"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," demikian Hashim Djojohadikusumo kepada Reuters di kantornya pada Selasa, seperti dilansir Rabu 8 September 2014.
Hashim juga menambahkan, investigasi itu termasuk pada kasus dugaan korupsi pembelian bus TransJakarta buatan China senilai Rp1,1 triliun saat Jokowi menjadi Gubernur.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, sistem yang dianut Indonesia adalah presidensial. Sehingga, seharusnya tidak ada semangat untuk jegal menjegal.
"Kita itu sistemnya apa? Presidensial. Kemudian yang kedua, semangat kita mestinya setelah pilpres selesai untuk membenahi negara ini, menyejahterakan negara kita," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
"Semuanya harus ke situ, jangan ada semangat jegal menjegal. Nanti baru tarungnya lima tahun lagi, jangan ada semangat jegal menjegal," sambungnya.
Jokowi melanjutkan, dirinya tidak habis pikir dengan pemikiran untuk jegal menjegal pemerintahan yang sama sekali belum dijalani.
"Saya enggak mengerti pemikiran seperti apa kalau seperti itu. Ada jegal menjegal, ini untuk rakyat dan negara. Ini bukan untuk kepentingan Jokowi," pungkasnya.
Kendati demikian, Jokowi tidak khawatir dengan ancaman ini. Menurutnya tidak ada yang perlu ditakutkan. "Wajah aku wajah khawatir? Kan enggak. Antisipasi enggak ada. Hanya dengar rakyat, dekat rakyat," pungkasnya.
Sebelumnya, adik Prabowo Hashim Djojohadikusumo kepada Reuteurs menyatakan koalisinya akan menghambat pemerintahan Jokowi-JK. Termasuk menginvestigasi kasus-kasus korupsi Pemprov DKI.
"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," demikian Hashim Djojohadikusumo kepada Reuters di kantornya pada Selasa, seperti dilansir Rabu 8 September 2014.
Hashim juga menambahkan, investigasi itu termasuk pada kasus dugaan korupsi pembelian bus TransJakarta buatan China senilai Rp1,1 triliun saat Jokowi menjadi Gubernur.
(kri)