Masnawan Siregar, Pendidik Anak Tak Mampu
A
A
A
JAKARTA - Berkaca pada Pengalaman pribadi, tidak tamat sekolah dasar karena permasalahan ekonomi orang tua, Masnawan Siregar justru menjadi pendiri sekolah di Kelurahan Bintuju, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Tahun 2007, dia merelakan ‘tabungan hajinya’ digunakan untuk membangun sekolah PAUD dan TK yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Keterbatasan biaya, membuat wanita ini harus rela membuat pagar, meja, kursi, papan, dan alat bantu sekolah lainnya.
Setelah empat tahun berjalan, Masnawan menjual rumahnya di Padang Sidempuan seharga Rp145 juta. Dengan uang penjualan rumah lalu membeli tanah yang harganya lebih murah di Kelurahan Bintuju dan sisanya dibuatlah sekolah setaraf SD.
Hal terpenting baginya, ia tak ingin melihat semakin banyak jumlah calon generasi muda yang putus sekolah. Hingga kini jumlah murid yang sekolah ditempat mencapai 250 siswa yang berasal dari dua kecamatan.
Dalam mendukung kegiatan operasional sekolah, wanita berusia 55 tahun ini menggaji guru. Ia memanfaatkan kebun sayurnya. Dari hasil penjualan sayur mayur, Masnawan mampu untuk menjalankan roda pendidikan di desanya.
Setelah berjuang mendirikan sekolah, selama tujuh tahun, baru satu tahun terakhir mendapat bantuan dana BOS.
Tahun 2007, dia merelakan ‘tabungan hajinya’ digunakan untuk membangun sekolah PAUD dan TK yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Keterbatasan biaya, membuat wanita ini harus rela membuat pagar, meja, kursi, papan, dan alat bantu sekolah lainnya.
Setelah empat tahun berjalan, Masnawan menjual rumahnya di Padang Sidempuan seharga Rp145 juta. Dengan uang penjualan rumah lalu membeli tanah yang harganya lebih murah di Kelurahan Bintuju dan sisanya dibuatlah sekolah setaraf SD.
Hal terpenting baginya, ia tak ingin melihat semakin banyak jumlah calon generasi muda yang putus sekolah. Hingga kini jumlah murid yang sekolah ditempat mencapai 250 siswa yang berasal dari dua kecamatan.
Dalam mendukung kegiatan operasional sekolah, wanita berusia 55 tahun ini menggaji guru. Ia memanfaatkan kebun sayurnya. Dari hasil penjualan sayur mayur, Masnawan mampu untuk menjalankan roda pendidikan di desanya.
Setelah berjuang mendirikan sekolah, selama tujuh tahun, baru satu tahun terakhir mendapat bantuan dana BOS.
(kri)