SBY Piawai Mainkan Drama Politik
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dinilai piawai memainkan drama politik.
Hal itu dikatakan Rohaniawan Romo Benny Susetyo. Menurutnya, penetapan UU Pilkada yang memandatkan pilkada melalui DPRD, tidak bisa dilepaskan dari peran SBY.
"Rakyat ditipu oleh politik dramaturgi yang diperankan SBY. Seolah-olah dia (SBY) memihak rakyat tapi partai politiknya itu bersikap seperti orde baru," kata Benny dalam acara bertajuk "Menolak UU Pilkada Produk Pengkhianat Demokrasi" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2014).
Benny menambahkan, sikap SBY yang mengaku kecewa terhadap putusan DPR semakin memperjelas dramaturgi tersebut.
Namun, lanjut Benny, rasa kecewa tersebut terlambat. Dampak dari model pemilihan kepala daerah yang kembali melalui DPRD ini akan mengancam masa depan demokrasi karena hak asasi rakyat dirampok dengan sistem tersebut.
"Demokasi kita sudah dikubur. Apa gunanya SBY mengatakan mau mengajukan gugatan ke MK dan merasa kecewa. Padahal dia bersandiwara dan seolah-olah tidak mengetahui," ucapnya.
"Ironisnya, drama yang diperankan SBY tersebut akan mengembalikan kekuasaan yang bersifat otoriter di parlemen," imbuh Benny.
Hal itu dikatakan Rohaniawan Romo Benny Susetyo. Menurutnya, penetapan UU Pilkada yang memandatkan pilkada melalui DPRD, tidak bisa dilepaskan dari peran SBY.
"Rakyat ditipu oleh politik dramaturgi yang diperankan SBY. Seolah-olah dia (SBY) memihak rakyat tapi partai politiknya itu bersikap seperti orde baru," kata Benny dalam acara bertajuk "Menolak UU Pilkada Produk Pengkhianat Demokrasi" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2014).
Benny menambahkan, sikap SBY yang mengaku kecewa terhadap putusan DPR semakin memperjelas dramaturgi tersebut.
Namun, lanjut Benny, rasa kecewa tersebut terlambat. Dampak dari model pemilihan kepala daerah yang kembali melalui DPRD ini akan mengancam masa depan demokrasi karena hak asasi rakyat dirampok dengan sistem tersebut.
"Demokasi kita sudah dikubur. Apa gunanya SBY mengatakan mau mengajukan gugatan ke MK dan merasa kecewa. Padahal dia bersandiwara dan seolah-olah tidak mengetahui," ucapnya.
"Ironisnya, drama yang diperankan SBY tersebut akan mengembalikan kekuasaan yang bersifat otoriter di parlemen," imbuh Benny.
(maf)