Celoteh Eks Jubir Gus Dur Soal Pilkada
A
A
A
JAKARTA - Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie M Massardi menanggapi polemik RUU Pilkada.
Menurut Adhie, persoalan yang paling krusial dalam pilkada di negeri ini bukan terletak pada proses langsung atau tidak langsung.
"Tapi penentuan kandidat yang akan dipilihnya," ujar Adhie M Massardi, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Kamis (25/9/2014).
Menurutnya, untuk menentukan baik tidaknya proses pilkada, ditentukan partai politik (parpol) yang terlibat.
“Kalau parpol atau koalisi parpol menyodorkan orang baik sebagai kandidat kepala daerah, maka dipilih dengan cara apa pun, hasilnya pasti baik. Bahkan dengan diundi sekalipun," kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini.
Lebih lanjut Adhie menyatakan, jika kandidat yang disodorkan adalah bedebah yang hanya mampu bayar pimpinan parpol, maka dipilih dengan cara apapun hasilnya tetap bedebah.
“Jadi penyebab utama kenapa pilkada di negeri ini hanya menghasilkan sengketa hukum, konflik horisontal, dan koruptor. Sebenarnya terletak di tubuh parpol, bukan pada cara memilihnya, apalagi rakyat," tuturnya.
Menurut Adhie, persoalan yang paling krusial dalam pilkada di negeri ini bukan terletak pada proses langsung atau tidak langsung.
"Tapi penentuan kandidat yang akan dipilihnya," ujar Adhie M Massardi, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Kamis (25/9/2014).
Menurutnya, untuk menentukan baik tidaknya proses pilkada, ditentukan partai politik (parpol) yang terlibat.
“Kalau parpol atau koalisi parpol menyodorkan orang baik sebagai kandidat kepala daerah, maka dipilih dengan cara apa pun, hasilnya pasti baik. Bahkan dengan diundi sekalipun," kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini.
Lebih lanjut Adhie menyatakan, jika kandidat yang disodorkan adalah bedebah yang hanya mampu bayar pimpinan parpol, maka dipilih dengan cara apapun hasilnya tetap bedebah.
“Jadi penyebab utama kenapa pilkada di negeri ini hanya menghasilkan sengketa hukum, konflik horisontal, dan koruptor. Sebenarnya terletak di tubuh parpol, bukan pada cara memilihnya, apalagi rakyat," tuturnya.
(maf)