HUT Ke-69, TNI Ingin Lebih Profesional dan Dicintai Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Di HUT ke-69, TNI pertegas posisinya sebagai prajurit pejuang yang profesional dan dicintai oleh rakyat.
Seperti yang tertuang dalam tema acara puncak hari ulang tahun (HUT) TNI ke-69, "Patriot Sejati, Provesional dan Dicintai Oleh Rakyat", yang akan dilaksanakan di Dermaga Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, 7 Oktober 2014.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya mengatakan, dengan mengangkat tema Patriot Sejati Profesional dan Dicintai Oleh Rakyat, pihaknya ingin menunjukkan bahwa TNI telah berbenah diri.
Hal itu, kata Fuad, terlihat dari lahirnya undang-undang yang mengatur tentang TNI. Dalam UU tersebut, seluruh personel TNI dikembalikan kepada fungsi pertahanan.
"Hakekat TNI sejak era reformasi adalah sangat berbeda. Kami betul-betul sudah tidak cawe-cawe di wilayah sosial politik," kata Fuad di Pusat Penerangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014).
Menurut Fuad, perubahan paling signifikan di dalam tubuh TNI adalah ditariknya TNI dari wilayah sosial politik di Indonesia. Hal itu, kata Fuad, telah telah ditegaskan pada pelaksanaan Pileg hingga Pilpres 2014 lalu.
"Kami tetap netral. Ini adalah bentuk nyata TNI yang telah kembali pada hakikat prajurit pejuang yang profesional, yang miliknya rakyat," imbuh Fuad.
Lantas, apa kriteria lain dari prajurit profesional? "(prajurit) harus terlatih dan memiliki alutsista yang cukup. Kesejahteraannya juga harus dicukupi," kata Fuad.
Seperti yang tertuang dalam tema acara puncak hari ulang tahun (HUT) TNI ke-69, "Patriot Sejati, Provesional dan Dicintai Oleh Rakyat", yang akan dilaksanakan di Dermaga Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, 7 Oktober 2014.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya mengatakan, dengan mengangkat tema Patriot Sejati Profesional dan Dicintai Oleh Rakyat, pihaknya ingin menunjukkan bahwa TNI telah berbenah diri.
Hal itu, kata Fuad, terlihat dari lahirnya undang-undang yang mengatur tentang TNI. Dalam UU tersebut, seluruh personel TNI dikembalikan kepada fungsi pertahanan.
"Hakekat TNI sejak era reformasi adalah sangat berbeda. Kami betul-betul sudah tidak cawe-cawe di wilayah sosial politik," kata Fuad di Pusat Penerangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014).
Menurut Fuad, perubahan paling signifikan di dalam tubuh TNI adalah ditariknya TNI dari wilayah sosial politik di Indonesia. Hal itu, kata Fuad, telah telah ditegaskan pada pelaksanaan Pileg hingga Pilpres 2014 lalu.
"Kami tetap netral. Ini adalah bentuk nyata TNI yang telah kembali pada hakikat prajurit pejuang yang profesional, yang miliknya rakyat," imbuh Fuad.
Lantas, apa kriteria lain dari prajurit profesional? "(prajurit) harus terlatih dan memiliki alutsista yang cukup. Kesejahteraannya juga harus dicukupi," kata Fuad.
(kri)