Jokowi Akui Naikkan Harga BBM Tak Populer

Minggu, 31 Agustus 2014 - 13:21 WIB
Jokowi Akui Naikkan...
Jokowi Akui Naikkan Harga BBM Tak Populer
A A A
DEPOK - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akui, kebijakan tidak populer seperti naikkan harga BBM merupakan suatu risiko.

Menurutnya, setiap kebijakan yang dianggap tidak populer itu mengandung pro dan kontra.

"Ya pasti adalah (pro dan kontra), kebijakan yang enggak populer itu ada yang pro ada yang kontra," kata Jokowi dalam Sarasehan Nasional Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Sabtu 30 Agustus 2014.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan, apabila kebijakan kenaikan harga BBM itu harus dilakukannya, namun tidak serta merta merugikan rakyat. Karena masih ada opsi-opsi yang masih di kalkulasi oleh dirinya.

"Tapi saya enggak mau bicara sekarang, yang jelas ada opsi atau pilihan yang harus Kita kalkulasi, atau kita hitung. Jadi buat saya, misalnya itu kita putuskan tidak populer itu resiko (menaikan
BBM)," ungkapnya.

Ia mengaku pernyataan soal kenaikan BBM itu karena alasan untuk menekan defisit anggaran negara tahun 2015.

"Bolak-balik saya sampaikan, untuk menekan defisit negara di 2015 itu memang jalan satu-satunya di situ (menaikkan harga BBM)," ujarnya.

Karena itu, dia mengajak kepada masyarakat untuk mengerti, kenapa pemerintannya harus menaikan BBM tersebut. Karena itu tegas dia, apabila tidak dinaikkan BBM tersebut maka imbasnya yakni cashflow anggaran negara akan terganggu.

"Harus ngerti dong, subsidi BBM gede banget loh. (Anggaran negara) tahun ini 400-an. Subsidi 433 untuk tahun depan," tegasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)