Bahas Konflik Israel-Palestina, SBY Telepon Sekjen PBB

Kamis, 17 Juli 2014 - 03:59 WIB
Bahas Konflik Israel-Palestina, SBY Telepon Sekjen PBB
Bahas Konflik Israel-Palestina, SBY Telepon Sekjen PBB
A A A
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sudah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon, lewat sambungan telepon membahas konflik Israel-Palestina.

"Baru saja saya berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon," ujar Presiden SBY dalam sambutannya di acara Peringatan Nuzululquran Tahun 1435 H/2014 M Tingkat Nasional di Istana Negara, Jakarta, Rabu 16 Juli 2014 malam.

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa, kata dia, sedang mencari waktu untuk dirinya bisa berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

"Saya sungguh ingin para pemimpin dunia memiliki semangat dan komitmen yang sama untuk segera mengakhiri aksi kekerasan di Palestina. Sehingga perundingan damai bagi kemerdekaan bangsa Palestina dapat dilanjutkan," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga mengaku kemarin sore mendengar berita dari berbagai media internasional terkait upaya Mesir, yang telah mengusulkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

"Marilah kita berdoa, semoga kedua pihak yang bertikai dapat menerima usulan itu agar siklus kekerasan di jalur Gaza dapat segera diakhiri," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, sudah sejak lama Palestina menjadi kepentingan pokok dalam politik luar negeri Indonesia. Dukungan negara Indonesia terhadap Palestina, lanjut dia, telah lama disuarakan.

"Negara kita, yang sejak lama mendukung penuh kemerdekaan Palestina, mengecam keras aksi militer Israel yang tidak proporsional itu. Aksi militer yang tidak hanya melanggar Hak Asasi Manusia, tetapi juga bertentangan dengan hukum internasional," ungkapnya.

Menurut dia, posisi Indonesia sudah sangat jelas terkait situasi di Jalur Gaza. "Sebagaimana telah saya kemukakan dalam berbagai kesempatan, Indonesia menggaris bawahi empat hal menuju perdamaian dan keamanan di Jalur Gaza," ucap dia.

Pertama, kata dia, aksi militer Israel harus segera dihentikan. Kedua, sambung dia, gencatan senjata harus segera dicapai dengan pengawasan PBB.

Kemudian yang ketiga, tutur dia, aksi balas-membalas cycle of violence harus dicegah. "Dan keempat, bantuan kemanusiaan kepada korban aksi militer, harus segera diberikan," tutur dia.

Lebih jauh dia mengatakan, jika empat sasaran ini dapat dicapai, Indonesia ingin agar perundingan damai menuju terbentuknya Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat dapat segera dilanjutkan.

"Keempat posisi Indonesia yang saya kemukakan tadi, juga telah saya sampaikan melalui pembicaraan telepon pada tanggal 11 Juli 2014 kepada Presiden Iran Hassan Rouhani dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Gerakan Non Blok. Alham-dulillah, Presiden Rouhani sangat setuju dengan posisi Indonesia menuju perdamaian dan keamanan di jalur Gaza," ungkapnya.

Disamping itu, kata dia, Pemerintah juga telah melakukan langkah-langkah diplomatik melalui berbagai forum, baik melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun organisasi PBB.

"Dalam forum PBB, negara kita telah menggalang kerjasama dengan berbagai negara sehingga terselenggara Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB pada tanggal 12 Juli 2014 lalu," tutur SBY.

Sidang Darurat itu, ujar dia, telah menghasilkan keputusan mendesak kedua pihak yang bertikai, untuk mencapai genjatan senjata.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9782 seconds (0.1#10.140)