Kubu Capres Diharapkan Tunggu Pengumuman KPU
A
A
A
JAKARTA - Ahli kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran Didin Muhafidin mengatakan, kubu masing-masing calon presiden dan wakil presiden diminta untuk menunggu pengumuman hasil Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya berharap masing-masing pihak dapat menahan diri untuk tidak mendeklarasikan sebagai pemenang hanya berdasarkan hasil hitung cepat dari lembaga survei," kata Didin dalam siaran pers yang dikirim ke Sindonews, Minggu (13/7/2014).
Didin yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini mengatakan, hasil hitung cepat yang diselenggarakan lembaga survei menggunakan sampel meskipun disebutkan tingkat kesalahannya kecil namun untuk akurasinya harus diuji kembali.
Didin menjelaskan, sebaiknya masing-masing kubu calon presiden dan wakil presiden menahan diri dan menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU sebelum mendeklarasikan kemenangannya.
"Untuk menciptakan iklim yang kondusif pada penyelenggaraan pemilihan presiden sebaiknya masing-masing pihak untuk tidak mengambil langkah-langkah yang menimbulkan ketegangan terhadap kubu masing-masing pendukung," kata Didin.
Dia mengatakan, hasil hitung cepat seharusnya hanya hanya diperuntukkan sebagai gambaran hasil penyelenggaraan pemilu tetapi untuk legalitas formal sebaiknya menunggu dari lembaga resmi sesuai peraturan dan perundangan.
Didin mengatakan, saat ini sejumlah negara sahabat tengah mengamati penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia untuk itu masing-masing peserta harus mampu menunjukan sikap negarawan yang santun.
Pesta kemenangan bukan hal yang terlarang dalam penyelenggaraan pemilu namun sebaiknya diselenggarakan setelah pengumuman resmi dari lembaga yang berwenang dan dilindungi undang-undang," papar Didin.
Didin mengatakan, kalau melihat kondisi saat ini masing-masing pihak justru mengklaim sebagi pemenang namun berpegang kepada hasil hitung cepat yang diselenggarakan beberapa lembaga survei.
"Saya juga berharap media massa nasional untuk tidak terkotak-kotak, hendaknya tetap menjaga netralitasnya dan tetap menyajikan berita yang berimbang dan sejuk, serta tidak ikut memanas-manaskan situasi," kata Didin.
Didin mengatakan, setelah penyelenggaraan Pilpres ini media nasional ada baiknya mulai melakukan pembenahan agar ke depan dapat menyajikan berita yang sifatnya mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat pembaca.
"Saya berharap masing-masing pihak dapat menahan diri untuk tidak mendeklarasikan sebagai pemenang hanya berdasarkan hasil hitung cepat dari lembaga survei," kata Didin dalam siaran pers yang dikirim ke Sindonews, Minggu (13/7/2014).
Didin yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini mengatakan, hasil hitung cepat yang diselenggarakan lembaga survei menggunakan sampel meskipun disebutkan tingkat kesalahannya kecil namun untuk akurasinya harus diuji kembali.
Didin menjelaskan, sebaiknya masing-masing kubu calon presiden dan wakil presiden menahan diri dan menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU sebelum mendeklarasikan kemenangannya.
"Untuk menciptakan iklim yang kondusif pada penyelenggaraan pemilihan presiden sebaiknya masing-masing pihak untuk tidak mengambil langkah-langkah yang menimbulkan ketegangan terhadap kubu masing-masing pendukung," kata Didin.
Dia mengatakan, hasil hitung cepat seharusnya hanya hanya diperuntukkan sebagai gambaran hasil penyelenggaraan pemilu tetapi untuk legalitas formal sebaiknya menunggu dari lembaga resmi sesuai peraturan dan perundangan.
Didin mengatakan, saat ini sejumlah negara sahabat tengah mengamati penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia untuk itu masing-masing peserta harus mampu menunjukan sikap negarawan yang santun.
Pesta kemenangan bukan hal yang terlarang dalam penyelenggaraan pemilu namun sebaiknya diselenggarakan setelah pengumuman resmi dari lembaga yang berwenang dan dilindungi undang-undang," papar Didin.
Didin mengatakan, kalau melihat kondisi saat ini masing-masing pihak justru mengklaim sebagi pemenang namun berpegang kepada hasil hitung cepat yang diselenggarakan beberapa lembaga survei.
"Saya juga berharap media massa nasional untuk tidak terkotak-kotak, hendaknya tetap menjaga netralitasnya dan tetap menyajikan berita yang berimbang dan sejuk, serta tidak ikut memanas-manaskan situasi," kata Didin.
Didin mengatakan, setelah penyelenggaraan Pilpres ini media nasional ada baiknya mulai melakukan pembenahan agar ke depan dapat menyajikan berita yang sifatnya mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat pembaca.
(sms)