Peneliti Lembaga Survei Diminta Jangan Fasis Intelektual

Jum'at, 11 Juli 2014 - 13:51 WIB
Peneliti Lembaga Survei Diminta Jangan Fasis Intelektual
Peneliti Lembaga Survei Diminta Jangan Fasis Intelektual
A A A
JAKARTA - Hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 cukup beragam. Perbedaan hasil ini kemudian menuntut sejumlah lembaga survei itu untuk menghormati hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli 2014 nanti.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio meminta kepada para lembaga survei untuk mengedepankan metode ilmiahnya. Sebaliknya, kata Agung para lembaga survei itu jangan
mengedepankan ego mau menang sendiri terhadap hasil quick count-nya.

"Klaim diperbolehkan karena masing-masing lembaga melakukan quick count berdasarkan metode ilmiah bahkan bersikukuh bahwa lembaganya yang paling akurat, namun tidak boleh bersikap fasis alias mau menang sendiri," ujar Agung kepada Sindonews, Jumat (11/7/2014).

Agung mengatakan, sepintar-pintarnya ilmuwan, sebagai manusia pasti memiliki kekurangan. Maka itu, dia mengingatkan kepada para lembaga survei itu jangan bersikap menjustifikasi lembaga lain salah jika hasil real count lembaga lain, khususnya KPU ternyata berbeda dengan lembaga survei tersebut.

"Saya khawatir terjadi fasisme intelektual di mana dirinyalah yang paling benar yang lain termasuk KPU salah. Sebagai ilmuwan kita memiliki keterbatasan, sebagai manusia juga berpotensi melakukan kesalahan," ucapnya.

Sebelumnya di media Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi merasa hasil quick count yang dilakukan lembaganya sudah benar. Bahkan dengan lantang, Burhanudin menuding KPU salah jika hasil real count-nya berbeda dengan hasil quick count miliknya.

Dalam quick count yang dilakukan Burhanudin memenangkan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan 52.95 persen. Sementara pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 47,05 persen.

"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.

Dalam konferensi persnya itu juga hadir perwakilan survei yang memenangkan pasangan Jokowi-JK. Lembaga itu adalah Populi Center, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Litbang Kompas, Radio Republik Indonesia (RRI), Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dan Cyrus yang bekerja sama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS).
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7429 seconds (0.1#10.140)