Sikap Tolak Impor Beras Angkat Elektabilitas Prabowo
A
A
A
JAKARTA - Dukungan terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai semakin meningkat. Hal itu dipengaruhi oleh pernyataan Prabowo yang pernah menolak impor beras pada debat calon presiden (capres) terakhir pada Sabtu 5 Juli lalu.
"Ini (elektabilitas) akan semakin naik dua kali lipat," kata Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham usai menghadiri acara peluncuran buku Hatta di Mata Mereka di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2014 malam.
Seperti diketahui, Prabowo pada debat capres terakhir mengungkapkan bahwa dirinya pernah menghadap Jusuf Kalla yang saat itu Ketua Umum DPP Golkar untuk mengungkapkan penolakannya dengan rencana impor beras.
Saat itu Prabowo pun menyatakan Jusuf Kalla setuju dengan kebijakan impor beras. "Akan terbongkar semua, sebenarnya impor impor ini dikehendaki siapa yang pada saat itu Prabowo sudah tidak menghendaki impor itu," tutur Idrus.
Menurut dia, pernyataan Prabowo tentang penolakan impor beras lebih berpengaruh terhadap dukungan suara, ketimbang klaim Jusuf Kalla yang akan mendapatkan limpahan suara akibat kekeliruan Hatta mengartikan kalpataru dan pernyataan Fahri Hamzah terkait hari santri nasional.
"Ini (elektabilitas) akan semakin naik dua kali lipat," kata Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham usai menghadiri acara peluncuran buku Hatta di Mata Mereka di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2014 malam.
Seperti diketahui, Prabowo pada debat capres terakhir mengungkapkan bahwa dirinya pernah menghadap Jusuf Kalla yang saat itu Ketua Umum DPP Golkar untuk mengungkapkan penolakannya dengan rencana impor beras.
Saat itu Prabowo pun menyatakan Jusuf Kalla setuju dengan kebijakan impor beras. "Akan terbongkar semua, sebenarnya impor impor ini dikehendaki siapa yang pada saat itu Prabowo sudah tidak menghendaki impor itu," tutur Idrus.
Menurut dia, pernyataan Prabowo tentang penolakan impor beras lebih berpengaruh terhadap dukungan suara, ketimbang klaim Jusuf Kalla yang akan mendapatkan limpahan suara akibat kekeliruan Hatta mengartikan kalpataru dan pernyataan Fahri Hamzah terkait hari santri nasional.
(dam)