Daerah Maju, Indonesia Bangkit
A
A
A
Indonesia besar karena daerah-daerahnya kuat. Indonesia bangkit karena daerah-daerahnya mampu menjadi penyumbang kemajuan bangsa. Tak akan ada yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa tiga puluh empat provinsi yang saling menguatkan negara ini dengan segala macam keunggulannya masing-masing.
Indonesia akan kian besar jika seluruh daerahnya mampu memaksimalkan potensi yang ada. Keberagaman baik dari segi alam maupun sosial dan budaya merupakan sebuah modal competitive advantages bagi Indonesia untuk bangkit. Semangat inilah yang selalu ingin dikedepankan oleh KORAN SINDO. Figur-figur pemimpin daerah yang memiliki rekam jejak baik serta kemampuan tinggi untuk memajukan daerahnya harus didorong untuk terus lebih maju.
Oleh karena itulah, KORAN SINDO mengusung konsep “Dari Daerah untuk Indonesia” dan mengundang kepala-kepala daerah untuk berdiskusi memaparkan kesuksesan program pembangunannya, dengan harapan bisa menjadi role model bagi daerah lain serta berbagi segala macam hambatan dalam memimpin daerahnya dengan harapan bisa saling berbagi solusi. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, serta Bupati Bogor Bima Arya Sugiarto diundang oleh KORAN SINDO pada Februari lalu untuk bercerita mengenai kemajuan daerah yang dipimpinnya.
Begitu banyak hal positif yang selama ini belum terkomunikasikan dengan cukup ke khalayak. Kemarin (25/6) KORAN SINDO mengundang Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho untuk bercerita mengenai pencapaian pembangunan di daerahnya. Ternyata ada beberapa hal menarik yang sudah dicapai oleh provinsi tersebut. Yang pertama adalah selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sumut di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu yang sudah banyak dikenal orang tentu mengenai kemegahan dan efisiensi Bandara Internasional Kualanamu dan merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki fasilitas kereta bandara. Selain itu, Sumut juga sedang serius mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang luasnya 2002 hektare dengan fokus industri minyak sawit dan turunannya. Infrastruktur penunjang seperti pelabuhan baru Kuala Tanjung dikembangkan untuk menjadi pelabuhan kelas internasional. Ikon pariwisata Sumut Danau Toba sedang diajukan ke UNESCO sebagai Geopark Global Network.
Gatot Pujo Nugroho juga mengembangkan pantai barat Sumut dan berencana untuk mengadakan Sail Mansalaar 2015. Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno pernah berpesan “Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.” Pesan ini sangat kuat mengingatkan kita bahwa kekayaan alam Indonesia sangat besar, namun tentu harus dikelola dengan baik agar bangsa ini yang menikmatinya.
Pengelolaan ini membutuhkan para pemimpin-pemimpin yang visioner baik dari tingkat pusat yaitu presiden, wakil presiden, serta para menteri serta pejabat tinggi negara lainnya, maupun di tingkat daerah yaitu gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakil wali kota serta bupati dan wakil bupati. Pemimpin-pemimpin yang visioner akan mampu melihat arah pembangunan untuk memaksimalkan potensi pemanfaatan kekayaan alamnya. Pemimpin yang visioner juga akan mampu menguatkan sumber daya manusia (SDM) daerahnya untuk memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki.
Alhasil setiap daerah bisa maju sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di pulau Jawa saja. Selama ini ketimpangan pertumbuhan ekonomi memang sangat terasa. Merujuk data BPS (2012), 57,6% produk domestik bruto (PDRB) Indonesia disumbangkan oleh Pulau Jawa, 23,8% dari Sumatera, 9,3% Kalimantan, 4,7% Sulawesi, 1,8% Papua, 1,26% Nusa Tenggara, 1,25% Bali, serta 0,27% Maluku.
Jika daerah-daerah di Indonesia di luar Pulau Jawa bisa berkembang jauh lebih pesat lagi tentu ketimpangan ini tak akan terjadi. Mari kita dukung semua daerah di Indonesia untuk maju memanfaatkan competitive advantages yang dimilikinya. Daerah yang kuat akan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kuat yang akan membawa kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.
Indonesia akan kian besar jika seluruh daerahnya mampu memaksimalkan potensi yang ada. Keberagaman baik dari segi alam maupun sosial dan budaya merupakan sebuah modal competitive advantages bagi Indonesia untuk bangkit. Semangat inilah yang selalu ingin dikedepankan oleh KORAN SINDO. Figur-figur pemimpin daerah yang memiliki rekam jejak baik serta kemampuan tinggi untuk memajukan daerahnya harus didorong untuk terus lebih maju.
Oleh karena itulah, KORAN SINDO mengusung konsep “Dari Daerah untuk Indonesia” dan mengundang kepala-kepala daerah untuk berdiskusi memaparkan kesuksesan program pembangunannya, dengan harapan bisa menjadi role model bagi daerah lain serta berbagi segala macam hambatan dalam memimpin daerahnya dengan harapan bisa saling berbagi solusi. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, serta Bupati Bogor Bima Arya Sugiarto diundang oleh KORAN SINDO pada Februari lalu untuk bercerita mengenai kemajuan daerah yang dipimpinnya.
Begitu banyak hal positif yang selama ini belum terkomunikasikan dengan cukup ke khalayak. Kemarin (25/6) KORAN SINDO mengundang Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho untuk bercerita mengenai pencapaian pembangunan di daerahnya. Ternyata ada beberapa hal menarik yang sudah dicapai oleh provinsi tersebut. Yang pertama adalah selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sumut di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu yang sudah banyak dikenal orang tentu mengenai kemegahan dan efisiensi Bandara Internasional Kualanamu dan merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki fasilitas kereta bandara. Selain itu, Sumut juga sedang serius mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang luasnya 2002 hektare dengan fokus industri minyak sawit dan turunannya. Infrastruktur penunjang seperti pelabuhan baru Kuala Tanjung dikembangkan untuk menjadi pelabuhan kelas internasional. Ikon pariwisata Sumut Danau Toba sedang diajukan ke UNESCO sebagai Geopark Global Network.
Gatot Pujo Nugroho juga mengembangkan pantai barat Sumut dan berencana untuk mengadakan Sail Mansalaar 2015. Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno pernah berpesan “Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.” Pesan ini sangat kuat mengingatkan kita bahwa kekayaan alam Indonesia sangat besar, namun tentu harus dikelola dengan baik agar bangsa ini yang menikmatinya.
Pengelolaan ini membutuhkan para pemimpin-pemimpin yang visioner baik dari tingkat pusat yaitu presiden, wakil presiden, serta para menteri serta pejabat tinggi negara lainnya, maupun di tingkat daerah yaitu gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakil wali kota serta bupati dan wakil bupati. Pemimpin-pemimpin yang visioner akan mampu melihat arah pembangunan untuk memaksimalkan potensi pemanfaatan kekayaan alamnya. Pemimpin yang visioner juga akan mampu menguatkan sumber daya manusia (SDM) daerahnya untuk memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki.
Alhasil setiap daerah bisa maju sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di pulau Jawa saja. Selama ini ketimpangan pertumbuhan ekonomi memang sangat terasa. Merujuk data BPS (2012), 57,6% produk domestik bruto (PDRB) Indonesia disumbangkan oleh Pulau Jawa, 23,8% dari Sumatera, 9,3% Kalimantan, 4,7% Sulawesi, 1,8% Papua, 1,26% Nusa Tenggara, 1,25% Bali, serta 0,27% Maluku.
Jika daerah-daerah di Indonesia di luar Pulau Jawa bisa berkembang jauh lebih pesat lagi tentu ketimpangan ini tak akan terjadi. Mari kita dukung semua daerah di Indonesia untuk maju memanfaatkan competitive advantages yang dimilikinya. Daerah yang kuat akan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kuat yang akan membawa kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.
(mhd)