HT Dukung Prabowo karena Indonesia Butuh Kepastian Hukum
A
A
A
JAKARTA - Selain alasan pertumbuhan ekonomi yang kurang merata dirasakan masyarakat Indonesia, dukungan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, karena Indonesia butuh pemerintah yang menjamin kepastian hukum.
"Kenapa kita tidak bisa begitu (ekonomi maju)? Karena masalahnya banyak, terutama masalah korupsi. Di KPK itu korupsi kecil, tapi yang besar itu dibalik regulasi," kata HT, saat deklarasi Laskar Hary Tanoesoedibjo di Posko Djoko Santoso Center, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2014).
Dia menjelaskan, persoalan ekonomi melambat lantaran prospek hukum di Indonesia kurang menjamin. Hal itu membuat iklim usaha untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran menjadi terhambat.
"Masalah apalagi? Pendidikan secara stamina Indonesia produktif, tapi secara kemampuan kita tertinggal," ungkapnya.
Dihadapkan pada pilihan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pada pemilu presiden mendatang, HT lebih memilih pasangan calon bernomor urut 1. Pasalnya, untuk mewujudkan iklim usaha dan kepastian hukum yang menjamin, pasangan tersebut dianggap paling pantas memimpin Indonesia.
"Untuk pilih pemimpin tentunya kita memilih yang bisa bawa perubahan, ini latar belaka saya mengambil keputusan dukung Prabowo-Hatta," ujarnya.
Sebab, tambah dia, untuk menjamin kepastian hukum dan merubah kesejahteraan masyarakat bukan saja dibutuhkan pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Tetapi, dibutuhkan solusi dan sikap tegas dalam menegakkan hukum.
"Siapapun yang bisa memberantas korupsi, yang berani melawan arus tidak populer, tanpa ketegasan tidak mungkin anak buah bisa kuat kalau pimpinannya tidak kuat," tutupnya.
"Kenapa kita tidak bisa begitu (ekonomi maju)? Karena masalahnya banyak, terutama masalah korupsi. Di KPK itu korupsi kecil, tapi yang besar itu dibalik regulasi," kata HT, saat deklarasi Laskar Hary Tanoesoedibjo di Posko Djoko Santoso Center, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2014).
Dia menjelaskan, persoalan ekonomi melambat lantaran prospek hukum di Indonesia kurang menjamin. Hal itu membuat iklim usaha untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran menjadi terhambat.
"Masalah apalagi? Pendidikan secara stamina Indonesia produktif, tapi secara kemampuan kita tertinggal," ungkapnya.
Dihadapkan pada pilihan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pada pemilu presiden mendatang, HT lebih memilih pasangan calon bernomor urut 1. Pasalnya, untuk mewujudkan iklim usaha dan kepastian hukum yang menjamin, pasangan tersebut dianggap paling pantas memimpin Indonesia.
"Untuk pilih pemimpin tentunya kita memilih yang bisa bawa perubahan, ini latar belaka saya mengambil keputusan dukung Prabowo-Hatta," ujarnya.
Sebab, tambah dia, untuk menjamin kepastian hukum dan merubah kesejahteraan masyarakat bukan saja dibutuhkan pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Tetapi, dibutuhkan solusi dan sikap tegas dalam menegakkan hukum.
"Siapapun yang bisa memberantas korupsi, yang berani melawan arus tidak populer, tanpa ketegasan tidak mungkin anak buah bisa kuat kalau pimpinannya tidak kuat," tutupnya.
(maf)