Tak Ada Kader Demokrat Dukung Jokowi

Minggu, 08 Juni 2014 - 17:59 WIB
Tak Ada Kader Demokrat...
Tak Ada Kader Demokrat Dukung Jokowi
A A A
JAKARTA - Tidak ada satupun kader Partai Demokrat yang mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Hal demikian diungkapkan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok. "Di Rapimnas Partai Demokrat itu 22 persen memilih opsi Pak Prabowo," kata Mubarok di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Minggu (8/6/2014).

"21 persen opsi buat poros baru dengan Partai Golkar jika mungkin, 56 persen itu netral. Tak satupun suara yang menginginkan bergabung ke Jokowi," imbuhnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan sempat menyatakan bahwa Partai Demokrat bersikap netral di Pilpres 2014.

Namun, sikap netral itu bukan berarti golput. Para kader partai berlambang bintang segitiga itu dipersilakan untuk memilih pasangan capres sesuai hati nurani masing-masing.

"Sesungguhnya makna netral demokrat, maknanya Prabowo. Netral itu maknanya adalah Prabowo. Karena dengan poros baru Golkar tidak jadi. Oleh karena itu kemudian kemarin sudah dianjurkan oleh wakil ketua harian, kader-kader Demokrat silakan mendukung Prabowo," tuturnya.

Sebab, ujar dia, hanya Prabowo yang memiliki platform program yang sama dengan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sekadar diketahui, kehadiran Ahmad Mubarok di markas Prabowo-Hatta untuk menyampaikan dukungannya bersama organisasi masyarakat (Ormas) Setia Indonesia.

"Nah kalau ada yang menganggap saya representasi Demokrat, juga boleh. Saya sudah ikut sejak salat zuhur di Sunda Kelapa. Kemudian deklarasi 1.000 profesor untuk Prabowo-Hatta, saya juga ikut," ucapnya.

"Kemudian yang lalu, saya deklarasi sehati dengan Prabowo di Kalibata Timur 45. Kemudian di sini juga dengan perisai, saya ikut deklarasi. Kemudian hari ini," tambahnya.

Kendati demikian dia menegaskan, ormas setia Indonesia bukanlah tim sukses pasangan Prabowo-Hatta. Melainkan, adalah pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut satu itu.

"Bedanya apa? Kalau timses diatur oleh timses, kalau pendukung mengisi kekosongan-kekosongan, dan kita tidak minta dana, kalau timses minta anggaran, kalau pendukung tidak minta anggaran, kita pakai anggaran sendiri," tuturnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0795 seconds (0.1#10.140)