Ssst, Ini Rahasia Prabowo Terjun ke Militer
A
A
A
KARANGANYAR - Merebaknya black campaign tentang Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, tak menyurutkan dukungan berbagai elemen masyarakat terhadap mantan Danjen Kopassus itu.
Justru sebaliknya, semakin hari dukungan terhadap Prabowo tampil sebagai kandidat RI 1 semakin kuat. Namun banyak pihak yang belum mengetahui benar, apa keputusan Prabowo kala itu, untuk masuk dunia militer.
Rahayu Saraswati Hashim Djojohadikusumo yang juga keponakan dari Prabowo mengaku bangga, memiliki paman seperti Prabowo. Bukan karena dirinya kebetulan putri dari adik kandung Prabowo, Hasim Djojohadikusumo.
Namun Saras sangat memahami bila pamannya tersebut memiliki sifat yang paham, tentang arti sebuah pengorbanan. "Saya bangga terhadap Prabowo Subianto yang tak lain paman saya sendiri. Bukan karena saya kebetulan keponakannya sendiri, tapi saya bangga memiliki calon pemimpin yang tahu artinya pengorbanan," ucap Saras.
"Memiliki kerendahan hati untuk menghormati rival dalam politik. Dan itu sudah kita lihat langsung saat di KPU, hari minggu kemarin," imbuhnya di depan pendukung Prabowo-Hatta di Karanganyar Jawa Tengah.
Menurut Saras, banyak orang yang mungkin mengatakan bila Prabowo maju sebagai capres karena ambisi saja yang besar. Dirinya sebagai keluarga, tidak menyalahkan anggapan tersebut. "Itu memang betul, karena dari kecil beliau mendapatkan amanah, panggilan dari Tuhan untuk maju mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara," jelasnya.
Saras mengungkapkan, alasan kenapa Prabowo memiliki tekad tinggi untuk mengabdi pada bangsa. Salah satunya adalah masa kecil Prabowo yang melihat seragam yang berlumuran darah. "Seragam dari kedua omnya (paman) yang wafat pada peristiwa Lengkong, pada 28 Januari 1946," jelas Saras.
Karena seragam itulah jiwa pengabdian Prabowo terpanggil. Akhirnya yang membawa Prabowo memutuskan terjun ke militer. Ditambah figur pamannya yakni Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam pertempuran membuat Jiwa patriotisme Prabowo terhadap negara sangat luar biasa.
Hal itu dibuktikan dengan lulusnya Prabowo Subianto sebagai lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974. Sebenarnya bisa saja Prabowo pada usia 18 tahun Prabowo lebih memilih untuk pergi kuliah di beberapa Universitas ternama di Amerika Serikat karena kecerdasannya.
Namun Prabowo tetap mantap memilih Akademi Militer sebagai pilihan hidupnya untuk mengabdi pada negara. Hasilnya, Prabowo mampu menjadi lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974.
"Namun apa yang beliau lakukan, justru memilih pulang ke Tanah Air, dan mendaftarkan diri di Akademi Militer. Karena dari kecil hatinya sudah terpanggil untuk mengabdi pada nusa dan bangsa," urainya.
Menurut Saras, apa yang dikatakan itu tentang sosok Prabowo adalah kebenaran. Dan semua harus yakin bahwa semua maju di atas kebenaran dan tidak perlu ada rasa takut.
Justru sebaliknya, semakin hari dukungan terhadap Prabowo tampil sebagai kandidat RI 1 semakin kuat. Namun banyak pihak yang belum mengetahui benar, apa keputusan Prabowo kala itu, untuk masuk dunia militer.
Rahayu Saraswati Hashim Djojohadikusumo yang juga keponakan dari Prabowo mengaku bangga, memiliki paman seperti Prabowo. Bukan karena dirinya kebetulan putri dari adik kandung Prabowo, Hasim Djojohadikusumo.
Namun Saras sangat memahami bila pamannya tersebut memiliki sifat yang paham, tentang arti sebuah pengorbanan. "Saya bangga terhadap Prabowo Subianto yang tak lain paman saya sendiri. Bukan karena saya kebetulan keponakannya sendiri, tapi saya bangga memiliki calon pemimpin yang tahu artinya pengorbanan," ucap Saras.
"Memiliki kerendahan hati untuk menghormati rival dalam politik. Dan itu sudah kita lihat langsung saat di KPU, hari minggu kemarin," imbuhnya di depan pendukung Prabowo-Hatta di Karanganyar Jawa Tengah.
Menurut Saras, banyak orang yang mungkin mengatakan bila Prabowo maju sebagai capres karena ambisi saja yang besar. Dirinya sebagai keluarga, tidak menyalahkan anggapan tersebut. "Itu memang betul, karena dari kecil beliau mendapatkan amanah, panggilan dari Tuhan untuk maju mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara," jelasnya.
Saras mengungkapkan, alasan kenapa Prabowo memiliki tekad tinggi untuk mengabdi pada bangsa. Salah satunya adalah masa kecil Prabowo yang melihat seragam yang berlumuran darah. "Seragam dari kedua omnya (paman) yang wafat pada peristiwa Lengkong, pada 28 Januari 1946," jelas Saras.
Karena seragam itulah jiwa pengabdian Prabowo terpanggil. Akhirnya yang membawa Prabowo memutuskan terjun ke militer. Ditambah figur pamannya yakni Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam pertempuran membuat Jiwa patriotisme Prabowo terhadap negara sangat luar biasa.
Hal itu dibuktikan dengan lulusnya Prabowo Subianto sebagai lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974. Sebenarnya bisa saja Prabowo pada usia 18 tahun Prabowo lebih memilih untuk pergi kuliah di beberapa Universitas ternama di Amerika Serikat karena kecerdasannya.
Namun Prabowo tetap mantap memilih Akademi Militer sebagai pilihan hidupnya untuk mengabdi pada negara. Hasilnya, Prabowo mampu menjadi lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974.
"Namun apa yang beliau lakukan, justru memilih pulang ke Tanah Air, dan mendaftarkan diri di Akademi Militer. Karena dari kecil hatinya sudah terpanggil untuk mengabdi pada nusa dan bangsa," urainya.
Menurut Saras, apa yang dikatakan itu tentang sosok Prabowo adalah kebenaran. Dan semua harus yakin bahwa semua maju di atas kebenaran dan tidak perlu ada rasa takut.
(maf)