Ini Kata Pengamat tentang Elektabilitas Prabowo
A
A
A
SURABAYA - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Calon Presiden yang diusung Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto terus meningkat. Hal itu tidak lepas Kenaikan elektabilitas itu dinilai karena adanya adanya kesan Prabowo sebagai sosok yang tegas, egaliter dan bersahabat.
Sosiolog dari Universitas Jember (Unej) Jawa Timur, Maulana Surya Kusumah mengatakan berdasarkan hasil survei nasional dan analisis yang dilansir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Jumat 30 Mei 2014 lalu, elektabilitas calon presiden dari Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto, meningkat sejak pemilu legislatif (pileg).
"Tren survei pemilu saat ini Prabowo menguat dan Jokowi stagnan cenderung menurun," kata Maulana, Rabu (4/6/2014).
Menurut Maulana sebelum pileg, berdasarkan survei nasional LSI elektabilitas Prabowo sekitar 18 %. Namun setelah pileg, elektabilitasnya meningkat menjadi 22,75%. Sementara elektabilitas Jokowi dari 40% kini hanya 35,42%.
Dia menjelaskan, tren naik ini karena isu yang dilempar bahwa Prabowo adalah sosok militer yang keras, pemarah sudah tidak dipercaya lagi oleh publik.
Kemudian, isu-isu tersbeut ditangkis dengan sikap Prabowo yang semakin humanis dan bersahabat. "Prabowo dan tim suksesnya berhasil melakukan kontra gerakan dengan melaporkan isu-isu yang memojokkan mereka ke aparat hukum. Ini akhirnya secara tidak langsung mengoreksi citra yang disebarkan tadi oleh lawan politik Prabowo," katanya.
Salah satu puncak keberhasilan memukul balik isu itu adalah saat pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum pada Minggu 1 Juni 2014.
"Prabowo memanfaatkan waktu tiga menit setelah pengundian itu dengan baik, dengan mengucapkan selamat dan terima kasih kepada banyak pihak, termasuk lawan politiknya Jokowi-JK," pungkasnya.
Sosiolog dari Universitas Jember (Unej) Jawa Timur, Maulana Surya Kusumah mengatakan berdasarkan hasil survei nasional dan analisis yang dilansir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Jumat 30 Mei 2014 lalu, elektabilitas calon presiden dari Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto, meningkat sejak pemilu legislatif (pileg).
"Tren survei pemilu saat ini Prabowo menguat dan Jokowi stagnan cenderung menurun," kata Maulana, Rabu (4/6/2014).
Menurut Maulana sebelum pileg, berdasarkan survei nasional LSI elektabilitas Prabowo sekitar 18 %. Namun setelah pileg, elektabilitasnya meningkat menjadi 22,75%. Sementara elektabilitas Jokowi dari 40% kini hanya 35,42%.
Dia menjelaskan, tren naik ini karena isu yang dilempar bahwa Prabowo adalah sosok militer yang keras, pemarah sudah tidak dipercaya lagi oleh publik.
Kemudian, isu-isu tersbeut ditangkis dengan sikap Prabowo yang semakin humanis dan bersahabat. "Prabowo dan tim suksesnya berhasil melakukan kontra gerakan dengan melaporkan isu-isu yang memojokkan mereka ke aparat hukum. Ini akhirnya secara tidak langsung mengoreksi citra yang disebarkan tadi oleh lawan politik Prabowo," katanya.
Salah satu puncak keberhasilan memukul balik isu itu adalah saat pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum pada Minggu 1 Juni 2014.
"Prabowo memanfaatkan waktu tiga menit setelah pengundian itu dengan baik, dengan mengucapkan selamat dan terima kasih kepada banyak pihak, termasuk lawan politiknya Jokowi-JK," pungkasnya.
(dam)