Tim Sukses Prabowo Dinilai Mampu Tarik Pemilih
A
A
A
JAKARTA - Dua pasangan cares cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, mengerahkan orang-orang terbaiknya untuk menjadi tim sukses (timses) pemenangan Pilpres 9 Juli mendatang.
Langkah tersebut bertujuan untuk menarik simpati masyarakat dan merebut suara pemilih mengambang atau swing voters yang jumlahnya mencapai 40 persen dari pemilih tetap. Mereka diisi oleh para pemilih edukatif dan pemilih urban.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, masing-masing poros menurunkan tokoh-tokoh yang dianggap handal tidak hanya dalam hal pemetaan wilayah tapi juga mampu menarik dukungan.
"Yang paling penting adalah mampu menyakinkan untuk merebut suara rakyat makanya harus menempatkan orang-orang yang tepat," jelas Siti Zuhro kepada wartawan, di Jakarta, Jumat 24 Mei 2014.
Dari struktur yang ada, kata dia, kelebihan timses pasangan Prabowo-Hatta di antaranya, banyaknya tokoh-tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiya seperti, KH Said Aqil Siradj, Mahfud MD, Rhoma Irama, dan sebagainya.
"Jadi massa grass root NU yang banyak di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa diambil," ucapnya.
Begitu juga di Jawa Barat, peran dari PKS dan PAN yang memiliki basis massa didaerah tersebut diprediksi mampu menarik suara pemilih. Pelibatan presiden PKS Anis Matta, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Aa Gym meski bukan zamannya, tapi langkah tersebut dinilai tepat untuk menarik simpati pemilih.
Menurut Siti, pertarungan terberat akan berada di Pulau Jawa yang meliputi, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah karena menjadi lumbung suara. "Kalau sampai menang di daerah ini, akan sangat luar biasa," jelasnya.
Kelebihan lainnya adalah, kubu Prabowo-Hatta juga didukung oleh artis-artis ternama yang merupakan vote gatter. Ini sangat bagus bagi pasangan tersebut karena bisa menarik pemilih mengingat artis memiliki fansnya sendiri.
"Belum lagi dari sisi media, secara umum kekuatan Prabowo-Hatta lebih unggul," tegasnya.
Langkah tersebut bertujuan untuk menarik simpati masyarakat dan merebut suara pemilih mengambang atau swing voters yang jumlahnya mencapai 40 persen dari pemilih tetap. Mereka diisi oleh para pemilih edukatif dan pemilih urban.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, masing-masing poros menurunkan tokoh-tokoh yang dianggap handal tidak hanya dalam hal pemetaan wilayah tapi juga mampu menarik dukungan.
"Yang paling penting adalah mampu menyakinkan untuk merebut suara rakyat makanya harus menempatkan orang-orang yang tepat," jelas Siti Zuhro kepada wartawan, di Jakarta, Jumat 24 Mei 2014.
Dari struktur yang ada, kata dia, kelebihan timses pasangan Prabowo-Hatta di antaranya, banyaknya tokoh-tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiya seperti, KH Said Aqil Siradj, Mahfud MD, Rhoma Irama, dan sebagainya.
"Jadi massa grass root NU yang banyak di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa diambil," ucapnya.
Begitu juga di Jawa Barat, peran dari PKS dan PAN yang memiliki basis massa didaerah tersebut diprediksi mampu menarik suara pemilih. Pelibatan presiden PKS Anis Matta, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Aa Gym meski bukan zamannya, tapi langkah tersebut dinilai tepat untuk menarik simpati pemilih.
Menurut Siti, pertarungan terberat akan berada di Pulau Jawa yang meliputi, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah karena menjadi lumbung suara. "Kalau sampai menang di daerah ini, akan sangat luar biasa," jelasnya.
Kelebihan lainnya adalah, kubu Prabowo-Hatta juga didukung oleh artis-artis ternama yang merupakan vote gatter. Ini sangat bagus bagi pasangan tersebut karena bisa menarik pemilih mengingat artis memiliki fansnya sendiri.
"Belum lagi dari sisi media, secara umum kekuatan Prabowo-Hatta lebih unggul," tegasnya.
(maf)