Pernyataan JK Dinilai Tidak Konsisten

Rabu, 21 Mei 2014 - 12:59 WIB
Pernyataan JK Dinilai...
Pernyataan JK Dinilai Tidak Konsisten
A A A
SURABAYA - Ketika belum dipilih menjadi pendamping Capres Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla gencar mengritik kinerja mantan Wali Kota Solo sebagai Gubernur DKI Jakarta.

JK menyatakan Jokowi belum ada bukti sukses sehingga tidak pantas untuk maju capres 2014. Rupanya, sikap itu berubah ketika Jokowi memilih JK sebagai Cawapres 2014.

Sikap plin-plan ini, menurut Kordinator Aliansi Ormas dan LSM (AOM) Jawa Timur Irwanto tidak mencerminkan sosok JK adalah seorang negarawan. Ia menganggap, pernyataan JK itu tidak konsisten. "Saya menganggap JK ibaratnya menjilat ludah sendiri. JK dulu dengan sekarang berbeda," kata Irwanto kepada Okezone, Rabu (21/5/2014).

Mantan Aktivis 98 ini mengaku mengagumi JK dengan sosok kenegarawannya. Namun, ketika sikap tersebut berubah ia mengaku tidak simpatik lagi. Sepertinya ada ambisi untuk berkuasa lagi. Nah, sikap tersebut tidak mencerminkan sosok negarawan sejati.

"Berbeda ketika belum dipidang sebagai cawapres. Pak JK dengan tegas memberikan kritik-kritik keras terhadap kinerja Jokowi ketika menjabat sebagai Gubernur DKI. Pak JK pernah mengatakan jangan berpikir dulu jadi presiden. Karena masyarakat mendukung itu baru dalam tahap harapan, nah harapannya itu harus dibuktikan," ujar Irawanto menirukan pernyataan JK.

Ia juga meminta kepada masyarakat Indonesia sebagai penentu pemimpin masa depan untuk memberikan pilihan secara cerdas. Artinya, tidak tertipu dengan pencitraan-pencitraan para calon. Selain itu, juga mengajak untuk beripikir siapa negarawan yang layak untuk memimpin bangsa ini dalam lima tahun kedepan.

"Ada dua pasangan ini. Silakan dipilih mana yang mampu membawa arah bangsa ini lebih maju. Yang jelas jangan Golput saat pilpres nanti," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara khusus dengan Okezone, JK menyatakan kepada Gubernur DKI Jakarta, Jokowi untuk tidak berpikir capres. "Jangan berpikir dulu jadi Presiden. Karena masyarakat mendukung itu beru dalam tahap harapan. Nah, harapan itu harus dibuktikan," kata pria kelahiran Bone itu.

Mantan menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu mengatakan, jika Jokowi terpengaruh dengan desakan untuk jadi calon presiden, maka ketika tidak berhasil mantan Wali Kota Solo itu akan merasakan sakit luar biasa.

"Jadi sabar untuk membuktikan," ungkapnya. "Saya yang mengajak Jokowi ke Jakarta. Saya punya harapan pada dia, kalau dia terlalu cepat bergeser banyak orang yang kecewa, nanti orang menyalahkan saya," tambahnya seraya tersenyum.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6698 seconds (0.1#10.140)