Prabowo tergesa-gesa jika jadikan Hatta cawapres

Minggu, 18 Mei 2014 - 16:13 WIB
Prabowo tergesa-gesa...
Prabowo tergesa-gesa jika jadikan Hatta cawapres
A A A
Sindonews.com - Pemilihan presiden (pilpres) pada 9 Juli mendatang akan menjadi ajang pertaruhan dua kandidat kuat calon presiden (capres) antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi).

Bila salah setunya tidak tepat memilih pendamping, maka pemilih akan mengalihkan pilihan pada kandidat lainnya. Penilaian tersebut dikemukakan pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Mohammad Nabil.

Menurutnya, baik Prabowo maupun Jokowi harus memerhatikan figur cawapres, asal partai, elektabilitasnya dan basis dukungan yang dimiliki. Jika hal tersebut diabaikan dan hanya karena kepentingan sesaat, akan merugikan pasangan bersangkutan dan juga pemilih.

"Saya melihat Prabowo tergesa-gesa jika putuskan Hatta Rajasa sebagai calon pendampingnya karena peluang dari Golkar masih sangat terbuka," kata Nabil kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (18/5/2014).

Sementara, dia juga berpendapat, Golkar tidak perlu membuat poros baru bersama Demokrat atau Hanura, karena jika poros baru ini mengajukan capres Aburizal Bakrie (ARB/Ical) dan Pramono Edhie Wibowo, hal itu hanya menghabiskan energi, uang, dan kemungkinan sangat kecil untuk menang, sebab elektabilitas keduanya rendah.

"Golkar punya daya tawar tinggi sebagai partai pemenang pemilu kedua, dan punya stok figur untuk dimajukan sebagai cawapres, seperti Akbar Tandjung, Agung Laksono. Jadi lebih baik mengarahkan koalisi ke salah satu capres dan menempatkan figur sebagai cawapres, sedangkan ARB bisa jadi king maker seperti Megawati," paparnya.

Direktur Riset Freedom Foundation ini mengatakan, dibanding PAN, Golkar punya bargaining tinggi. Begitu juga jika memutuskan berkoalisi denga Prabowo, maka daya tawar untuk posisi cawapres sangat rasional. Elektabilitas Prabowo dan figur Golkar sangat kuat dibandingkan Prabowo dengan Hatta Rajasa.

"Jadi Prabowo juga tidak boleh gegabah, bisa merugikan pemilih Gerindra. Pilihan pada cawapres dari Golkar lebih meningkatkan elektabilitas untuk menang," pungkas Nabil.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9316 seconds (0.1#10.140)