Manuver Demokrat dan munculnya nama Sultan
A
A
A
Sindonews.com - Hinggi kini hanya ada dua poros koalisi yang muncul. Di antaranya poros Prabowo Subianto dengan komando utama Partai Gerindra dan poros Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP.
Namun, tidak menutup kemungkinan munculnya poros ketiga. Pasalnya, beberapa partai sampai saat ini belum menentukan sikap, berkoalisi atau membentuk kelompok baru.
Pengamat politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga mengatakan, Partai Demokrat yang belum menentukan sikap, dinilai tak punya waktu banyak untuk membentuk poros baru.
Pasalnya, partai berlambang bintang biru itu, saat ini tengah disbukkan Konvensi Demokrat. Menurutnya, Demokrat baru bisa mengambil langkah jika sudah diketahui hasil dari Konvensi Demokrat ini.
"Selama ini demokrat konsentrasi fokus di konvensi. Waktunya pun sangat sedikit. Jika Demokrat membentuk poros baru dan mengusung figur lain, Demokrat sama saja tak memercayai kadernya," kata Andy William saat dihubungi Sindonews, Kamis 15 Mei 2014 malam.
Andy mengungkapkan, munculnya nama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di bursa calon presiden (capres). Merupakan manuver Demokrat untuk menaikkan posisi tawar.
"Sultan bisa mengambil suara dari Golkar, dia merupakan kader Golkar. Selain itu, Sultan pernah aktif di NasDem (Nasional Demokrat). Adanya Sultan, bisa saja menggembosi suara Golkar dan NasDem," ucapnya.
Dia menilai, meski posisi Demokrat tak sekuat saat Pemilu 2009. Namun tetap saja, Demokrat memilik magnet politik bagi partai lainnya. Pasalnya, di balik Demokrat ada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikenal piawai memainkan strategi politik.
"Posisi Demokrat cukup diantisipasi oleh PDIP. Saat ini beberapa parpol yang belum menentukan pilihan, saling menunggu momentum karena punya bargaining," pungkasnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan munculnya poros ketiga. Pasalnya, beberapa partai sampai saat ini belum menentukan sikap, berkoalisi atau membentuk kelompok baru.
Pengamat politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga mengatakan, Partai Demokrat yang belum menentukan sikap, dinilai tak punya waktu banyak untuk membentuk poros baru.
Pasalnya, partai berlambang bintang biru itu, saat ini tengah disbukkan Konvensi Demokrat. Menurutnya, Demokrat baru bisa mengambil langkah jika sudah diketahui hasil dari Konvensi Demokrat ini.
"Selama ini demokrat konsentrasi fokus di konvensi. Waktunya pun sangat sedikit. Jika Demokrat membentuk poros baru dan mengusung figur lain, Demokrat sama saja tak memercayai kadernya," kata Andy William saat dihubungi Sindonews, Kamis 15 Mei 2014 malam.
Andy mengungkapkan, munculnya nama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di bursa calon presiden (capres). Merupakan manuver Demokrat untuk menaikkan posisi tawar.
"Sultan bisa mengambil suara dari Golkar, dia merupakan kader Golkar. Selain itu, Sultan pernah aktif di NasDem (Nasional Demokrat). Adanya Sultan, bisa saja menggembosi suara Golkar dan NasDem," ucapnya.
Dia menilai, meski posisi Demokrat tak sekuat saat Pemilu 2009. Namun tetap saja, Demokrat memilik magnet politik bagi partai lainnya. Pasalnya, di balik Demokrat ada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikenal piawai memainkan strategi politik.
"Posisi Demokrat cukup diantisipasi oleh PDIP. Saat ini beberapa parpol yang belum menentukan pilihan, saling menunggu momentum karena punya bargaining," pungkasnya.
(maf)