Demokrat lamban bangun poros baru
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrat yang meraih suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 sebesar 10,19 persen dinilai lamban menentukan posisinya untuk melaju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang digelar 9 Juli mendatang.
Kelambanan Partai Demokrat justru menutup kesempatan untuk mewujudkan poros baru, di luar poros koalisi PDIP dan koalisi Gerindra, seperti gagasan pemimpin partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengamat dari Political Communication Institute (Polcomm) Heri Budianto mengatakan, jika partai pimpinan SBY ini gesit membangun komunikasi politik, sebenarnya poros Demokrat ini dinantikan parpol lainnya. Sayangnya Demokrat terjebak pada mekanisme konvensi yang terlalu lama diumumkan.
"Sebenarnya kemarin-kemarin peluangnya besar, namun saat ini sangat tipis," kata Direktur Eksekutif Polcomm ini, kepada Sindonews, Rabu (14/5/2014).
Dengan pergerakan Partai Golkar yang merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), peluang Demokrat makin sulit untuk mewujudkan poros baru.
"Saat ini memang pergerakan yang belum resmi adalah Golkar dan Hanura, namun Golkar hampir pasti ke PDIP. Nah situasi ini makin menutup peluang Demokrat mengajukan capres/cawapres dengan poros baru," tuturnya.
Kelambanan Partai Demokrat justru menutup kesempatan untuk mewujudkan poros baru, di luar poros koalisi PDIP dan koalisi Gerindra, seperti gagasan pemimpin partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengamat dari Political Communication Institute (Polcomm) Heri Budianto mengatakan, jika partai pimpinan SBY ini gesit membangun komunikasi politik, sebenarnya poros Demokrat ini dinantikan parpol lainnya. Sayangnya Demokrat terjebak pada mekanisme konvensi yang terlalu lama diumumkan.
"Sebenarnya kemarin-kemarin peluangnya besar, namun saat ini sangat tipis," kata Direktur Eksekutif Polcomm ini, kepada Sindonews, Rabu (14/5/2014).
Dengan pergerakan Partai Golkar yang merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), peluang Demokrat makin sulit untuk mewujudkan poros baru.
"Saat ini memang pergerakan yang belum resmi adalah Golkar dan Hanura, namun Golkar hampir pasti ke PDIP. Nah situasi ini makin menutup peluang Demokrat mengajukan capres/cawapres dengan poros baru," tuturnya.
(hyk)