Banyak politikus defisit loyalitas dan integritas

Senin, 12 Mei 2014 - 21:48 WIB
Banyak politikus defisit loyalitas dan integritas
Banyak politikus defisit loyalitas dan integritas
A A A
Sindonews.com - Dekan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Bahtiar Effendy meniai banyak politisi di Indonesia tidak memiliki loyalitas dan integritas.

Menurut dia, banyak kader partai yang membelot dari apa yang diputuskan oleh partai dalam forum resmi. "Politisi kita defisit loyalitas, defisit integritas. Contohnya seperti Golkar yang bikin konvensi, dan pemenangnya Wiranto tapi tidak semuanya dukung Wiranto," kata Bahtiar usai dialog MPR yang bertajuk "Arah Koalisi Partai Politik Jelang Pemilu Presiden" di Perpustakaan MPR, kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin sore (12/05/2014).

Menurut dia, ini sangat menherankan. Dia mempertanyakan apakah hal itu bersifat sistemik, budaya atau hal lain. Baginya, harga diri suatu lembaga atau institusi harus dipertahankan.
"Institusi tidak akan berkembang dengan baik, jika mempunyai kader-kader semacam itu. Loncat sana sini," katanya.

Bahtiar menilai, ini merupakan perilaku politik yang salah. Dia mencontohkan fenomena yang terjadi di Golkar saat ini, Aburizal Bakrie (ARB) dijadikan capres atas amanat institusi partai lewat forum resmi. Jadi, kalau ARB tidak ingin dijadikan capres lagi, seharusnya hal itu diputuskan lewat institusi yang ada.

"Jangan dibiarkan dia (ARB) ke sana sendirian, ke situ sendiri. Kasian, siapapun yang jadi ketum nanti, enggak mau kan dibegitukan," tambahnya.

Selain itu, dia mengatakan, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga memiliki tanggung jawab politik dan moral kepada capres konvensi. Oleh karena itu, kata dia, harus ada langkah lanjutan untuk koalisi. Persoalan menang kalah itu urusan lain, yang terpenting untuk harkat dan martabat partai.

"Siapa itu calonnya, terserah. Silakan dibicarakan baik-baik. Demi harga diri saya di mata partai, karena itu penting di mata partai. Yang parah di kita ini, kalah menang itu nomor satu. Politik apa itu? Politik modern tidak boleh begitu. Harga diri partai, lembaga, institusi nomor satu," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4896 seconds (0.1#10.140)