Menanti dua poros besar bendung PDIP
A
A
A
Sindonews.com - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi bergabung dengan PDIP dalam mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres). PKB menyusul Partai Nasdem yang lebih dulu menyatakan siap berkoalisi dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, partai politik (parpol) di luar ketiga di atas masih wait and see. Ia menduga, ada dua koalisi besar tandingan yakni poros Gerindra dan poros Demokrat dalam seminggu ke depan.
"SBY bisa dilihat agak telat, tapi sepertinya lebih berhati-hati. Semua rival PDIP paham sulit untuk membendung Jokowi dengan cara-cara biasa. Harus ada terobosan," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Senin (12/5/2014).
Menurutnya, banyak yang berharap poros ketiga bisa menjadi kompetitor serius bagi Jokowi. Karena itu, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditantang untuk bertindak out of box sehingga muncul kejutan dari capres yang diusung Demokrat.
"SBY harus berani mengambil tokoh-tokoh berintegritas dan populer. Memaksakan diri mengusung Pramono Edhie hanya karena hubungan keluarga akan merugikan Demokrat," tegasnya.
Ia berpandangan, beberapa tokoh yang perlu dipertimbangkan SBY adalah Anies Baswedan, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD. Nama-nama tersebut, terutama Mahfud dan Anies dianggap berintegritas dan menjanjikan.
"Golkar sendiri sudah selesai, dengan penolakan Gerindra terhadap Ical sebagai cawapres. Saya duga Golkar akhirnya hanya menempel salah satu koalisi yang ada. Tidak bisa mengusung Ical sebagai capres maupun cawapres. Tapi dinamika ke depan juga ditentukan siapa cawapres Jokowi," pungkasnya
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, partai politik (parpol) di luar ketiga di atas masih wait and see. Ia menduga, ada dua koalisi besar tandingan yakni poros Gerindra dan poros Demokrat dalam seminggu ke depan.
"SBY bisa dilihat agak telat, tapi sepertinya lebih berhati-hati. Semua rival PDIP paham sulit untuk membendung Jokowi dengan cara-cara biasa. Harus ada terobosan," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Senin (12/5/2014).
Menurutnya, banyak yang berharap poros ketiga bisa menjadi kompetitor serius bagi Jokowi. Karena itu, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditantang untuk bertindak out of box sehingga muncul kejutan dari capres yang diusung Demokrat.
"SBY harus berani mengambil tokoh-tokoh berintegritas dan populer. Memaksakan diri mengusung Pramono Edhie hanya karena hubungan keluarga akan merugikan Demokrat," tegasnya.
Ia berpandangan, beberapa tokoh yang perlu dipertimbangkan SBY adalah Anies Baswedan, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD. Nama-nama tersebut, terutama Mahfud dan Anies dianggap berintegritas dan menjanjikan.
"Golkar sendiri sudah selesai, dengan penolakan Gerindra terhadap Ical sebagai cawapres. Saya duga Golkar akhirnya hanya menempel salah satu koalisi yang ada. Tidak bisa mengusung Ical sebagai capres maupun cawapres. Tapi dinamika ke depan juga ditentukan siapa cawapres Jokowi," pungkasnya
(kri)