Dilema Prabowo dan Ical

Selasa, 06 Mei 2014 - 09:20 WIB
Dilema Prabowo dan Ical
Dilema Prabowo dan Ical
A A A
Sindonews. com - Hubungan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical semakin lengket.

Setidaknya hal itu terlihat dari sikap mereka yang saling berkunjung ke kediaman masing-masing. Kendati menunjukkan komunikasi yang intens, Prabowo dan Ical akan menghadapi berbagai tantangan untuk bisa memenangkan pilpres.

"Ini sebenarnya dilema bagi keduanya," kata Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi kepada Sindonews, Senin 5 Mei 2014.

Menurut dia, Prabowo membutuhkan dukungan suara Golkar untuk bisa memenuhi lolos persyaratan maju menjadi calon presiden. Di sisi lain, figur Ical yang kemungkinan menjadi cawapres belum tentu mendongkrak suaranya.

"Prabowo memiliki elektabilitas (keterpilihan), tapi dia tentu butuh 'tiket' untuk maju pilpres," ujarnya.

Sementara itu, Ical juga menghadapi dilema yakni harus terpaksa menurunkan "statusnya" menjadi calon wakil presiden (cawapres). Sebab bagaimanapun jaringan dan mesin politik Prabowo lebih baik ketimbang Ical.

Pada sisi lain, Ical harus merapat kepada figur yang memiliki kans menang pada pilpres. Bila berkoalisi dengan Gerindra, posisi tawar Golkar lebih tinggi. Jika menang, Golkar tentu akan memiliki "kue" politik yang besar dibandingkan jika merapat ke PDIP.

Dengan berkoalisi bersama Gerindra yang memiliki kans menang, kata Muradi, Ical juga berkesempatan untuk menyelamatkan kepentingannya sebagai pengusaha pada masa mendatang. "Jadi ini adalah hubungan simbiosis mutualisme," ujarnya.

Tidak hanya itu, pemilu tahun ini juga harus dimanfaatkan dengan baik oleh Ical maupun Prabowo. Sebab usia mereka semakin tua pada lima tahun mendatang.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7100 seconds (0.1#10.140)