Masih relevankah konvensi capres Demokrat?
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan penghitungan cepat atau quick count beberapa lembaga survei, suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 bekisar 9 persen. Jumlah tersebut merosot tajam dari pemilu lima tahun lalu.
Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dinilai akan semakin terpuruk pada Pemilihan Presiden 2014 jika tidak mengambil langkah politik yang tepat.
Pengamat Politik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf mengatakan dengan perolehan suara sekira 9-10 persen, sulit bagi Partai Demokrat untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri. Alhasil Demokrat harus berkoalisi dengan parpol lain untuk bisa ikut berlaga pada pilpres nanti.
Adapun pilihan politiknya, Demokrat hanya mengusung calon wakil presiden (cawapres). "Oleh karena itu. Konvensi capres sudah tidak relevan. SBY harus menghentikan konvensi capres, lalu memilih salah satu peserta konvensi untuk ditetapkan menjadi cawapres," ujar Asep kepada Sindonews, Selasa 15 April 2014 malam.
Kemudian, kata dia, cawapres itu ditawarkan saat menjajaki koalisi dengan partai lain. Pada saat itu SBY dituntut untuk mampu meyakinkan parpol lain bahwa Demokrat memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan untuk memenangkan pilpres nanti.
Asep mengatakan, SBY harus realistis dalam mengendalikan arah politik Partai Demokrat. Jika salah langkah dalam menentukan arah politik, maka Demokrat akan semakin terpuruk.
Apalagi, lanjut dia, harus diakui Demokrat belum memiliki figur yang dipercaya dapat bersaing dengan pilpres nanti. Berbeda dengan partai lain yang sudah menunjukkan "jagonya" masing-masing. "Jika salah langkah, Demokrat akan habis," katanya.
Seperti diketahui, Demokrat telah menggelar konvensi capres Partai Demokrat yang diikuti 11 peserta yakni Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto,Gita Wirjawan, Irman Gusman, Hayono Isman, Marzuki Alie,Pramono Edhie Wibowo, Sinyo Harry Sarundajang.
Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dinilai akan semakin terpuruk pada Pemilihan Presiden 2014 jika tidak mengambil langkah politik yang tepat.
Pengamat Politik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf mengatakan dengan perolehan suara sekira 9-10 persen, sulit bagi Partai Demokrat untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri. Alhasil Demokrat harus berkoalisi dengan parpol lain untuk bisa ikut berlaga pada pilpres nanti.
Adapun pilihan politiknya, Demokrat hanya mengusung calon wakil presiden (cawapres). "Oleh karena itu. Konvensi capres sudah tidak relevan. SBY harus menghentikan konvensi capres, lalu memilih salah satu peserta konvensi untuk ditetapkan menjadi cawapres," ujar Asep kepada Sindonews, Selasa 15 April 2014 malam.
Kemudian, kata dia, cawapres itu ditawarkan saat menjajaki koalisi dengan partai lain. Pada saat itu SBY dituntut untuk mampu meyakinkan parpol lain bahwa Demokrat memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan untuk memenangkan pilpres nanti.
Asep mengatakan, SBY harus realistis dalam mengendalikan arah politik Partai Demokrat. Jika salah langkah dalam menentukan arah politik, maka Demokrat akan semakin terpuruk.
Apalagi, lanjut dia, harus diakui Demokrat belum memiliki figur yang dipercaya dapat bersaing dengan pilpres nanti. Berbeda dengan partai lain yang sudah menunjukkan "jagonya" masing-masing. "Jika salah langkah, Demokrat akan habis," katanya.
Seperti diketahui, Demokrat telah menggelar konvensi capres Partai Demokrat yang diikuti 11 peserta yakni Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto,Gita Wirjawan, Irman Gusman, Hayono Isman, Marzuki Alie,Pramono Edhie Wibowo, Sinyo Harry Sarundajang.
(dam)