Partai Islam punya modal besar usung capres tandingan
A
A
A
Sindonews.com - Partai berbasis Islam dinilai punya cukup modal kuat untuk mencalonkan presiden pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014 mendatang.
Menurut Direktur Sinergi Demokrasi untuk Indonesia (Sigma) Said Salahudin, gabungan partai Islam punya modal 30 persen lebih suara jika memutuskan untuk berkoalisi.
Namun, untuk bertarung dengan partai lain seperti PDIP dengan capresnya Joko Widodo (Jokowi), Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical), dan Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, maka partai Islam disarankan mengusung capres di luar mereka.
"Masing-masing parpol tidak memaksakan pimpinannya sebagai capres dan cawapresnya. Harus ada ada kerelaan dan kebesaran hati untuk mengambil tokoh alternatif," ujar Said kepada Sindonews, Jakarta, Senin (14/4/2014).
Syaratnya, kata Said, tokoh alternatif yang dimaksud tidak tergabung atau belum sama sekali pernah dilirik oleh partai yang mengusung Jokowi, Ical dan Prabowo.
Dia menegaskan, gabungan partai Islam seperti PKB, PAN, PKS, PPP, dan PBB memiliki potensi kuat menjadi penyeimbang tiga partai yang mendapat posisi teratas hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei.
Untuk membuat semakin kuat koalisi partai Islam, menurutnya partai Islam itu harus menentukan capres yang tepat berikut tema yang diusungnya.
"Nah agar dapat bersaing dengan Jokowi, Prabowo, dan ARB, maka koalisi parpol Islam ini harus mampu mengusung tema yang menjual dan pas dengan tokoh yang akan diusung," tambahnya.
Dari beberapa tokoh alternatif, menurutnya, nama-nama seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Abraham Samad, dan Anies Baswedan menjadi tokoh yang bisa dipertimbangkan bagi koalisi partai Islam.
Menurut Direktur Sinergi Demokrasi untuk Indonesia (Sigma) Said Salahudin, gabungan partai Islam punya modal 30 persen lebih suara jika memutuskan untuk berkoalisi.
Namun, untuk bertarung dengan partai lain seperti PDIP dengan capresnya Joko Widodo (Jokowi), Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical), dan Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, maka partai Islam disarankan mengusung capres di luar mereka.
"Masing-masing parpol tidak memaksakan pimpinannya sebagai capres dan cawapresnya. Harus ada ada kerelaan dan kebesaran hati untuk mengambil tokoh alternatif," ujar Said kepada Sindonews, Jakarta, Senin (14/4/2014).
Syaratnya, kata Said, tokoh alternatif yang dimaksud tidak tergabung atau belum sama sekali pernah dilirik oleh partai yang mengusung Jokowi, Ical dan Prabowo.
Dia menegaskan, gabungan partai Islam seperti PKB, PAN, PKS, PPP, dan PBB memiliki potensi kuat menjadi penyeimbang tiga partai yang mendapat posisi teratas hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei.
Untuk membuat semakin kuat koalisi partai Islam, menurutnya partai Islam itu harus menentukan capres yang tepat berikut tema yang diusungnya.
"Nah agar dapat bersaing dengan Jokowi, Prabowo, dan ARB, maka koalisi parpol Islam ini harus mampu mengusung tema yang menjual dan pas dengan tokoh yang akan diusung," tambahnya.
Dari beberapa tokoh alternatif, menurutnya, nama-nama seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Abraham Samad, dan Anies Baswedan menjadi tokoh yang bisa dipertimbangkan bagi koalisi partai Islam.
(kri)