Pertahankan ego, hambat koalisi partai basis agama

Rabu, 26 Februari 2014 - 08:55 WIB
Pertahankan ego, hambat...
Pertahankan ego, hambat koalisi partai basis agama
A A A
Sindonews.com - Wacana mewujudkan poros tengah dengan jalan koalisi partai Islam, masih menjadi isu menarik. Namun, mewujudkan koalisi partai Islam tersebut dinilai sulit.

Hal tersebut dikatakan pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Aswar Hasan. Menurutnya, karena masing-masing partai Islam mengusung kadernya untuk maju sebagai kandidat calon presiden (capres), tanpa ada yang mau mengalah.

Aswar mengungkapkan, faktor ego yang selama ini menjadi penyebab sulitnya partai Islam untuk bersatu. Padahal agar bisa mendulang suara, seharusnya partai Islam meminimalisir ego dan segera bersatu.

"Tidak ada jalan lain, harus berkoalisi jika harus mengusung capres. Partai Islam tidak boleh ngotot. Ini kalau partai Islam mau naik elektabilitas. Pada akhirnya mereka sendiri yang akan rugi jika tetap mengedepankan egonya," kata Aswar, di Makassar, Rabu (26/2/2014).

Menurut dia, salah satunya cara menyatukan partai Islam adalah, dengan duduk bersama dan memunculkan figur alternatif. Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), dianggap dapat menjadi sosok penengah pembentukan koalisi poros tengah tersebut.

"Jalannya mesti berkoalisi memunculkan ikon figur bersama. Pak JK bisa menjadi faktor perekat yang juga bisa menguntungkan partai Islam," ucapnya.

Seperti diberitakan, survei yang dilakukan oleh Political Commnication (Pol-coMM) Insitute yang dilakukan pada 15 Januari hingga 15 Februari menyebutkan, 47,4 persen menyatakan kalau koalisi partai berbasis Islam mampu bersaing di pemilu. Hal ini dengan mengacu pada hasil Pemilu 1999 yang dengan koalisi partai Islam, mampu mengantarkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden.

Dalam survei tersebut menunjukkan, kekuatan besar jika poros tengah dapat terwujud. Kekuatan gabungan elektabilias partai Islam dan partai basis massa Islam mencapai angka 24,4 persen.

Wakil Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel Taufiq Zainuddin mengakui, akan sulitnya membangun koalisi antara partai Islam. Partai Islam disebut ngotot mengutus kader partainya untuk dicalonkan. Sikap partai Islam ini diangggapnya sebagai sesuatu yang wajar dalam dunia politik yang semua partai menginginkan kadernya maju sebagai kandidat capres.

"Politik syarat kepentingan jadi sulit ketemunya. Takutnya partai Islam ini ngotot utus figurnya masing-masing. Kita belum bisa dapat siapa yang kita usung bersama," kata Taufiq.

Legislator DPRD Sulsel ini menambahkan, hingga kini pembicaraan pembangunan poros tengah belum dilakukan. Semua partai Islam optimis dapat mendulang suara di pemilu dan mengusung capres tanpa harus membangun koalisi lebih awal.

"Kita masih bingung jual figur poros tengah ini. Lebih bagus tunggu pemilu, baru bangun poros tengah, atau siapa tahu PPP bisa usung sendiri kadernya. Kendalanya karena partai Islam sudah punya kandidat sendiri," ucapnya.

Bagaimana dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah memiliki tiga kandidat capres?. Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Sulsel Ariadi Arsal mengatakan, pembangunan koalisi dengan melihat faktor agama sudah tidak relevan lagi.

Dia menyebutkan, kalau koalisi PKS bisa dilakukan dengan partai mana saja tanpa pandang asas dari partai bersangkutan. "Saya pikir tidak sekarang ini dibicarakan. Koalisi bukan lagi gara-gara faktor agama, tapi untuk kepentingan bangsa. Artinya koalisi siapa saja yang paling pas untuk bangsa. PKS terbuka membicarakan koalisi dengan partai manapun," singkatnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9478 seconds (0.1#10.140)