Ada caleg tidak tahu tanggal pemilu
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai tidak maksimal dalam melakukan sosialisasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Kondisi itu berdampak terhadap pengetahuan dan pemahaman berbagai pihak tentang pemilu.
Yang memprihatinkan, ada calon anggota legislatif (caleg) di daerah yang baru bertanya ke KPU tentang waktu pelaksanaan pemilu. Tidak hanya itu, pemahaman penyelenggara pemilu di daerah tentang aturan pemilu juga berbeda-beda.
“Ada yang dilarang memasang poster dan stiker, ada juga yang dilarang melakukan pertemuan tertutup. Padahal yang dilarang kampanye terbuka,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR Hakam Naja di Gedung Nusantara, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Hakam menceritakan, di Jateng ada caleg yang baru menanyakan ke KPU tentang tanggal pileg. Di Sulawesi Selatan, banyak warga yang tidak tahu bagaimana cara memilih nanti. Apakah dicoblos atau dicontreng. “Untuk penyelenggaraan pemilu yang tinggal 2 bulan, ini sangat serius,” tegasnya.
Menurut Hakam, kurangnya sosialisasi pemilu ini akan berakibat pada hasil pemilu. Bagaimana jika banyak pemilih yang tidak tahu tentang tanggal pemilih dan bagaimana cara memilih nanti. Kualitas pemilu, kata dia, akan diragukan. “Kalau masih mengertinya contreng padahal sudah coblos kan repot,” ujarnya.
Hakam meminta kepada KPU provinsi dan kabupaten/kota, serta pengawas pemilu pada tigkat provinsi dan kabupaten/kota, untuk secara massif melakukan sosialisasi, baik kepada penyelenggara pemilu maupun peserta pemilu. Terutama menyosialisasikan tentang pentingnya memilih pada Pemilu 2014 nanti. “Ini suatu kesalahan sistemik dan bisa berdampak kurangnya partisipasi,” katanya.
Berita:
KPU ingin iklan pemilu di televisi gratis
Yang memprihatinkan, ada calon anggota legislatif (caleg) di daerah yang baru bertanya ke KPU tentang waktu pelaksanaan pemilu. Tidak hanya itu, pemahaman penyelenggara pemilu di daerah tentang aturan pemilu juga berbeda-beda.
“Ada yang dilarang memasang poster dan stiker, ada juga yang dilarang melakukan pertemuan tertutup. Padahal yang dilarang kampanye terbuka,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR Hakam Naja di Gedung Nusantara, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Hakam menceritakan, di Jateng ada caleg yang baru menanyakan ke KPU tentang tanggal pileg. Di Sulawesi Selatan, banyak warga yang tidak tahu bagaimana cara memilih nanti. Apakah dicoblos atau dicontreng. “Untuk penyelenggaraan pemilu yang tinggal 2 bulan, ini sangat serius,” tegasnya.
Menurut Hakam, kurangnya sosialisasi pemilu ini akan berakibat pada hasil pemilu. Bagaimana jika banyak pemilih yang tidak tahu tentang tanggal pemilih dan bagaimana cara memilih nanti. Kualitas pemilu, kata dia, akan diragukan. “Kalau masih mengertinya contreng padahal sudah coblos kan repot,” ujarnya.
Hakam meminta kepada KPU provinsi dan kabupaten/kota, serta pengawas pemilu pada tigkat provinsi dan kabupaten/kota, untuk secara massif melakukan sosialisasi, baik kepada penyelenggara pemilu maupun peserta pemilu. Terutama menyosialisasikan tentang pentingnya memilih pada Pemilu 2014 nanti. “Ini suatu kesalahan sistemik dan bisa berdampak kurangnya partisipasi,” katanya.
Berita:
KPU ingin iklan pemilu di televisi gratis
(dam)