Ideologi jadi kunci PDIP berbenah

Senin, 10 Februari 2014 - 03:44 WIB
Ideologi jadi kunci PDIP berbenah
Ideologi jadi kunci PDIP berbenah
A A A
Sindonews.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan, seyogyanya partai dibangun dengan keyakinan ideologis, yang melekat dengan kesejarahan dan kultur partai.

Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, hal itu yang menjadi salah satu kunci partainya bisa eksis meskipun dalam kurun waktu dua periode pemilu mengambil jalan politik sebagai oposisi.

"Terbukti dengan keyakinan tersebut PDIP dapat menata diri untuk melakukan pembenahan ke dalam," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Menurut dia, ada lima perspektif perbaikan dalam pengelolaan partai. Pertama, bagaimana partai menjalankan fungsi elementernya di dalam merekrut dan melakukan pendidikan politik. Kedua, tersedianya mekanisme resolusi konflik di internal. Ketiga, pelembagaan hubungan konstituen. Keempat, kemandiriaan keuangan partai, dan kelima, kapasitas partai di dalam mengelola kekuasaan pemerintahan Negara.

Keyakinan ideologis tersebut diperkuat dengan konsistensi sikap politik Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mengelola dan menjalankan keputusan partai.

Dia mencontohkan, pilihan untuk berada di luar pemerintahan yang diambil pada tahun 2005 adalah pilihan menentang arus dan seakan bertentangan dengan logika politik Indonesia saat itu yang menempatkan jabatan menteri sebagai daya penopang survival partai. Saat itu, kata Hasto, ada anggapan bahwa tanpa jabatan menteri partai tidak akan survive. Namun garis politik Megawati justru berbeda.

"Pilihan berada diluar pemerintah justru karena keyakinan untuk survive. Megawati Soekarnoputri memiliki komitmen kuat untuk mentradisikan suatu etika politik yang berkeadaban, yakni konsistensi partai untuk berani berada di luar pemerintahan, ketika kalah dalam pemilu. Suatu konsistensi, yang belum tentu berani diambil oleh partai lain karena tiadanya roh perjuangan," jelasnya.

Dalam proses konsolidasi demokrasi, kata Hasto, pilihan politik berada di luar pemerintahan ini sangatlah diperlukan, mengingat demokrasi memerlukan check and balances. Bagi PDIP, lanjut dia, piilihan untuk berada di luar pemerintahan, juga merupakan kerja ideologis.

Menurut Hasto, dalam masa sulit, ketika partai tidak tergoda bujukan kekuasaan menteri, partai mendapatkan momentum yang sangat bagus untuk melakukan konsolidasi kepartaian, termasuk menggelorakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan berpartai, yakni volunterisme.

Dia menjelaskan, kesukarelaan untuk bergabung ke partai, karena keyakinan pada hal-hal yang ideologis, justru mendapat ruang ekspresi yang besar, ketika partai tidak bergelimangan dengan kekuasaan.

"Itulah menurut saya, pelajaran yang sangat penting dari keyakinan politik Megawati. Karena itu, salah besar jika pilihan politik tersebut diambil karena rasa sakit hati," tegasnya.

Megawati, kata Hasto, sudah digembleng oleh berbagai perestiwa politik yang luar biasa, yang justru menciptakan kematangan jiwa raga dan kuatnya keyakinan dalam politik. Kesemuanya itu, katanya, menjadikan Megawati sebagai 'a strong and tough political leader' sebagaimana disampaikan oleh PM Kamboja, Hun Sen.

"Tidak heran, karena sejak dini Megawati telah disiapkan dan dididik secara langsung oleh Bung Karno," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2575 seconds (0.1#10.140)