Somasi Rizal, SBY terkesan bela Boediono
A
A
A
Sindonews.com - Somasi yang dilayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui kuasa hukum pribadinya, Palmer Situmorang kepada mantan Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, disoal.
Dalam hal ini, SBY dianggap terkesan sedang berpihak kepada Wakil Presiden (Wapres) Boediono.
"Kasus Rizal Ramli, misalnya, somasinya kan tidak mesti dilakukan pengacara keluarga SBY," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay kepada Sindonews, Selasa 28 Januari 2014, malam.
Menurut dia, Wapres Boediono adalah pihak yang lebih tepat menjawab sekaligus melakukan langkah hukum terhadap pernyataan Rizal Ramli di Metro TV pada 26 November 2013 lalu tersebut.
"Boediono yang disebut-sebut disitu lebih pas untuk menjawab dan melakukan langkah hukum. Dengan begitu, SBY tidak terkesan membela dan sedang menutupi sesuatu," ungkapnya.
Seperti diketahui, SBY melalui kuasa hukumnya yang mengatasnamakan pribadi, presiden, dan keluarganya itu, menyoal tentang pernyataan Rizal Ramli di Metro TV pada 26 November 2013 lalu.
Berikut pernyataan Rizal Ramli tersebut :
"Saya tidak pernah menggunakan istilah barter tapi gratifikasi. Jadi di dalam kaus-kasus korupsi gratifikasi biasanya menyangkut uang, terutama di tingkat gubernur dan bupati."
"Atau gratifikasi perempuan dan ada juga gratifikasi jabatan. Dalam banyak kasus seperti ini, biasanya yang bersangkutan tidak menerima uang, tetapi ini return mendapatkan jabatan sebagai gratifikasi."
"Saya tahu karena sekretaris pemilihan calon wakil presiden SBY 2009 menceritakan ada sembilan nama sebagai calon wakil presiden, tapi last minute hilang semua nama itu dan tiba-tiba muncul nama Boediono setelah dilakukan penurunan CAR, agar Bank Century bisa di bailout."
Kuasa hukum SBY ini membantah kliennya tidak pernah melakukan gratifikasi seperti yang ditudingkan Rizal Ramli dalam wawancara di Metro TV pada 26 November 2013 itu.
Dalam hal ini, SBY dianggap terkesan sedang berpihak kepada Wakil Presiden (Wapres) Boediono.
"Kasus Rizal Ramli, misalnya, somasinya kan tidak mesti dilakukan pengacara keluarga SBY," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay kepada Sindonews, Selasa 28 Januari 2014, malam.
Menurut dia, Wapres Boediono adalah pihak yang lebih tepat menjawab sekaligus melakukan langkah hukum terhadap pernyataan Rizal Ramli di Metro TV pada 26 November 2013 lalu tersebut.
"Boediono yang disebut-sebut disitu lebih pas untuk menjawab dan melakukan langkah hukum. Dengan begitu, SBY tidak terkesan membela dan sedang menutupi sesuatu," ungkapnya.
Seperti diketahui, SBY melalui kuasa hukumnya yang mengatasnamakan pribadi, presiden, dan keluarganya itu, menyoal tentang pernyataan Rizal Ramli di Metro TV pada 26 November 2013 lalu.
Berikut pernyataan Rizal Ramli tersebut :
"Saya tidak pernah menggunakan istilah barter tapi gratifikasi. Jadi di dalam kaus-kasus korupsi gratifikasi biasanya menyangkut uang, terutama di tingkat gubernur dan bupati."
"Atau gratifikasi perempuan dan ada juga gratifikasi jabatan. Dalam banyak kasus seperti ini, biasanya yang bersangkutan tidak menerima uang, tetapi ini return mendapatkan jabatan sebagai gratifikasi."
"Saya tahu karena sekretaris pemilihan calon wakil presiden SBY 2009 menceritakan ada sembilan nama sebagai calon wakil presiden, tapi last minute hilang semua nama itu dan tiba-tiba muncul nama Boediono setelah dilakukan penurunan CAR, agar Bank Century bisa di bailout."
Kuasa hukum SBY ini membantah kliennya tidak pernah melakukan gratifikasi seperti yang ditudingkan Rizal Ramli dalam wawancara di Metro TV pada 26 November 2013 itu.
(maf)