Bursa saham bergairah
A
A
A
LANTAI bursa saham kembali bergairah lagi setelah investor asing memborong sejumlah saham dengan nilai transaksi yang mendekati Rp2 triliun. Aksi beli oleh investor asing dimulai sejak perdagangan bursa dibuka langsung mengerek indeks harga saham gabungan (IHSG) sekitar 57,090 poin atau 1,34% ke posisi 4.312,061.
Langkah investor asing diikuti para investor lokal yang juga terlihat bersemangat mengeksekusi saham-saham yang berpotensi memberi keuntungan. Aksi para investor Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut diiringi sentimen positif bursa regional yang mengantarkan indeks melaju 135,800 poin atau 3,19% ke level 4.390,771 pada penutupan perdagangan kemarin. Penguatan indeks yang signifikan itu didukung sembilan sektor yang rata-rata menguat sekitar 2% yang dimotori saham-saham perbankan.
Frekuensi transaksi mencapai 307.691 kali dengan volume 6,282 miliar lembar saham senilai Rp8,024 triliun. Tercatat sebanyak 208 saham naik, 67 saham stagnan, dan hanya 90 saham turun. Maraknya perdagangan saham hari ini semakin mengukuhkan optimisme manajemen BEI yang meyakini pergerakan pasar modal tahun ini bakal lebih baik dibanding tahun lalu.
Manajemen memprediksi transaksi perdagangan saham bisa meraih Rp7 triliun per hari. Sejak awal tahun ini berbagai langkah terobosan terus ditempuh otoritas pasar modal untuk memutar roda pasar saham agar bergulir lebih kencang.
Mulai dari perubahan lot saham dari satu lot yang setara 500 lembar menjadi 100 lembar per lot yang berlaku efektif sejak 6 Januari lalu, hingga perlindungan terhadap investor berupa pemberian jaminan dana investor.
Kebijakan perubahan lot saham dapat mengurangi jumlah dana minimal untuk berinvestasi di pasar saham yang diharapkan bisa merangsang masyarakat yang punya dana untuk diinvestasikan yang jumlahnya masih sangat minim. Bayangkan, penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta baru tercatat sekitar 1 juta investor di pasar modal.
Ini sungguh ironis bila dikaitkan dengan pertambahan kelas menengah di negeri ini yang dikabarkan terus tumbuh antara 5–8 juta per tahun. Selama ini pasar saham lebih banyak dinikmati investor asing.
Selain merangsang calon investor lokal, manajemen BEI juga terus membuka peluang sebanyak-banyaknya agar perusahaan bisa masuk bursa. Tahun ini manajemen menargetkan 30 perusahaan yang melepas saham di bursa (initial public offering/IPO) yang diperkirakan sebanyak 15 perusahaan merealisasikan IPO pada semester pertama.
Meski demikian, manajemen BEI mengakui tantangan tahun ini sebagai tahun politik cukup besar. Para pelaku bisnis cenderung bersikap wait and see hasil pemilihan umum baik legislatif terlebih presiden.
Sepanjang tahun lalu tercatat 31 perusahaan masuk bursa merupakan rekor sepanjang 15 tahun terakhir ini dan melebihi target yang dipatok yaitu 30 perusahaan. Sebaliknya, tujuh perusahaan yang delistingsebagian besar karena hanya memelihara saham tidur alias sahamnya tidak pernah diperdagangkan.
Berdasarkan data BEI total dana terhimpun sepanjang 2013 mencapai sebesar Rp51,978 triliun, meliputi dana IPO sebesar Rp16,747 triliun, rights issue senilai Rp32,971 triliun, dan waran sebesar Rp2,260 triliun. Jumlah emiten di BEI tercatat sebanyak 483 masih terlalu sedikit dibandingkan dengan emiten di bursa Singapura sebanyak 780, Malaysia 910 emiten, dan Hong Kong yang mencapai 1.602 emiten.
Memang harus diakui masih banyak yang harus dibenahi di sektor pasar modal, tidak hanya aturan yang dinilai belum memadai dan investor domestik yang sangat minim, tetapi produk pasar modal yang masih kurang variatif juga menjadi tantangan tersendiri.
Beban pasar modal akan semakin berat bila dikaitkan dengan integrasi masyarakat ekonomi ASEAN yang dijadwalkan terealisasi akhir 2015. Kita berharap waktu dua tahun yang tersisa otoritas pasar modal dapat mengejar ketertinggalan dari bursa-bursa di kawasan ASEAN.
Langkah investor asing diikuti para investor lokal yang juga terlihat bersemangat mengeksekusi saham-saham yang berpotensi memberi keuntungan. Aksi para investor Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut diiringi sentimen positif bursa regional yang mengantarkan indeks melaju 135,800 poin atau 3,19% ke level 4.390,771 pada penutupan perdagangan kemarin. Penguatan indeks yang signifikan itu didukung sembilan sektor yang rata-rata menguat sekitar 2% yang dimotori saham-saham perbankan.
Frekuensi transaksi mencapai 307.691 kali dengan volume 6,282 miliar lembar saham senilai Rp8,024 triliun. Tercatat sebanyak 208 saham naik, 67 saham stagnan, dan hanya 90 saham turun. Maraknya perdagangan saham hari ini semakin mengukuhkan optimisme manajemen BEI yang meyakini pergerakan pasar modal tahun ini bakal lebih baik dibanding tahun lalu.
Manajemen memprediksi transaksi perdagangan saham bisa meraih Rp7 triliun per hari. Sejak awal tahun ini berbagai langkah terobosan terus ditempuh otoritas pasar modal untuk memutar roda pasar saham agar bergulir lebih kencang.
Mulai dari perubahan lot saham dari satu lot yang setara 500 lembar menjadi 100 lembar per lot yang berlaku efektif sejak 6 Januari lalu, hingga perlindungan terhadap investor berupa pemberian jaminan dana investor.
Kebijakan perubahan lot saham dapat mengurangi jumlah dana minimal untuk berinvestasi di pasar saham yang diharapkan bisa merangsang masyarakat yang punya dana untuk diinvestasikan yang jumlahnya masih sangat minim. Bayangkan, penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta baru tercatat sekitar 1 juta investor di pasar modal.
Ini sungguh ironis bila dikaitkan dengan pertambahan kelas menengah di negeri ini yang dikabarkan terus tumbuh antara 5–8 juta per tahun. Selama ini pasar saham lebih banyak dinikmati investor asing.
Selain merangsang calon investor lokal, manajemen BEI juga terus membuka peluang sebanyak-banyaknya agar perusahaan bisa masuk bursa. Tahun ini manajemen menargetkan 30 perusahaan yang melepas saham di bursa (initial public offering/IPO) yang diperkirakan sebanyak 15 perusahaan merealisasikan IPO pada semester pertama.
Meski demikian, manajemen BEI mengakui tantangan tahun ini sebagai tahun politik cukup besar. Para pelaku bisnis cenderung bersikap wait and see hasil pemilihan umum baik legislatif terlebih presiden.
Sepanjang tahun lalu tercatat 31 perusahaan masuk bursa merupakan rekor sepanjang 15 tahun terakhir ini dan melebihi target yang dipatok yaitu 30 perusahaan. Sebaliknya, tujuh perusahaan yang delistingsebagian besar karena hanya memelihara saham tidur alias sahamnya tidak pernah diperdagangkan.
Berdasarkan data BEI total dana terhimpun sepanjang 2013 mencapai sebesar Rp51,978 triliun, meliputi dana IPO sebesar Rp16,747 triliun, rights issue senilai Rp32,971 triliun, dan waran sebesar Rp2,260 triliun. Jumlah emiten di BEI tercatat sebanyak 483 masih terlalu sedikit dibandingkan dengan emiten di bursa Singapura sebanyak 780, Malaysia 910 emiten, dan Hong Kong yang mencapai 1.602 emiten.
Memang harus diakui masih banyak yang harus dibenahi di sektor pasar modal, tidak hanya aturan yang dinilai belum memadai dan investor domestik yang sangat minim, tetapi produk pasar modal yang masih kurang variatif juga menjadi tantangan tersendiri.
Beban pasar modal akan semakin berat bila dikaitkan dengan integrasi masyarakat ekonomi ASEAN yang dijadwalkan terealisasi akhir 2015. Kita berharap waktu dua tahun yang tersisa otoritas pasar modal dapat mengejar ketertinggalan dari bursa-bursa di kawasan ASEAN.
(nfl)