Gaet pengusaha, PKB sudah pragmatis
A
A
A
Sindonews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhasil menggaet pengusaha di bidang transportasi udara dinilai bentuk kegagalan partai "ongkosi" biaya Pemilu 2014 mendatang.
Bahkan, partai yang diketuai Muhaimin Iskandar itu dianggap lebih mengutamakan sisi pragmatisme politik ketimbang nilai-nilai kesejahteraan masyarakat.
"Yang dikedepankan sisi pragmatisnya, terlebih saat ini mendekati pemilu," kata Pengamat Politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte saat dihubungi wartawan, Jakarta, Senin (13/1/2014).
Lebih jauh, Philips mengatakan, bergabungnya CEO Lion Air, Rusdi Kirana mengindikasikan partai yang dideklarasikan Abdurahman Wahid (Gusdur) tersebut gagal dalam menjalankan sistem kaderisasi di tubuh partai.
Philips menyatakan, untuk pembiayaan politik memang cukup membantu. Tetapi pada praktiknya, masuknya Rusdi ke partai hijau itu tengah terbawa arus perilaku politik instan jelang pemilu mendatang.
"Mungkin dari perspektif organisasi kurang baik, tapi kalau dalam politik itu baik, karena mereka butuh shortcut (jalan pintas) dan proses pembelajarannya enggak lama. Dan orang-orang yang sudah matang manajerial ini justru (dengan langsung menduduki posisi strategis di partai) untuk mempercepat action (kerja)-nya. Kan Pemilu juga waktunya tinggal empat bulan," papar Philips.
Ditambahkan Philips, dengan masuknya Rusdi ke PKB memberikan kesan sebagai partai politik yang inklusif (terbuka). Sebab, mengakomodir hasrat politik di luar NU dan kaum minoritas. Kendati demikian, menurut dia, tradisi tersebut sudah cukup lama berlangsung di NU dan PKB.
"NU itu kan ormas yang terbuka dalam minoritas dari lama dan hubungan dengan kaum minoritas itu baik," jelasnya.
Seperti diketahui, Bos Lion Air, Rusdi Kirana, secara resmi bergabung dengan PKB, Minggu 12 Januari 2014. Rusdi mengatakan alasan dirinya bergabung ke PKB karena rasa kagum atas mendiang Gus Dur sebagai tokoh pejuang pluralisme di Indonesia.
Baca berita:
Bos Lion Air duduki posisi Waketum PKB
Bahkan, partai yang diketuai Muhaimin Iskandar itu dianggap lebih mengutamakan sisi pragmatisme politik ketimbang nilai-nilai kesejahteraan masyarakat.
"Yang dikedepankan sisi pragmatisnya, terlebih saat ini mendekati pemilu," kata Pengamat Politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte saat dihubungi wartawan, Jakarta, Senin (13/1/2014).
Lebih jauh, Philips mengatakan, bergabungnya CEO Lion Air, Rusdi Kirana mengindikasikan partai yang dideklarasikan Abdurahman Wahid (Gusdur) tersebut gagal dalam menjalankan sistem kaderisasi di tubuh partai.
Philips menyatakan, untuk pembiayaan politik memang cukup membantu. Tetapi pada praktiknya, masuknya Rusdi ke partai hijau itu tengah terbawa arus perilaku politik instan jelang pemilu mendatang.
"Mungkin dari perspektif organisasi kurang baik, tapi kalau dalam politik itu baik, karena mereka butuh shortcut (jalan pintas) dan proses pembelajarannya enggak lama. Dan orang-orang yang sudah matang manajerial ini justru (dengan langsung menduduki posisi strategis di partai) untuk mempercepat action (kerja)-nya. Kan Pemilu juga waktunya tinggal empat bulan," papar Philips.
Ditambahkan Philips, dengan masuknya Rusdi ke PKB memberikan kesan sebagai partai politik yang inklusif (terbuka). Sebab, mengakomodir hasrat politik di luar NU dan kaum minoritas. Kendati demikian, menurut dia, tradisi tersebut sudah cukup lama berlangsung di NU dan PKB.
"NU itu kan ormas yang terbuka dalam minoritas dari lama dan hubungan dengan kaum minoritas itu baik," jelasnya.
Seperti diketahui, Bos Lion Air, Rusdi Kirana, secara resmi bergabung dengan PKB, Minggu 12 Januari 2014. Rusdi mengatakan alasan dirinya bergabung ke PKB karena rasa kagum atas mendiang Gus Dur sebagai tokoh pejuang pluralisme di Indonesia.
Baca berita:
Bos Lion Air duduki posisi Waketum PKB
(kri)