HT: Korupsi hambat Indonesia jadi negara maju

Rabu, 11 Desember 2013 - 03:02 WIB
HT: Korupsi hambat Indonesia...
HT: Korupsi hambat Indonesia jadi negara maju
A A A
Sindonews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, merajalelanya budaya korupsi di Indonesia, menjadi alasan kenapa negara ini masih belum maju.

Menurutnya, padahal secara potensi, Indonesia memiliki segalanya sebagai modal untuk menjadi negara maju di dunia.

"Selain korupsi, persoalan hukum juga sama. Hukum di negara kita sekarang sudah dijadikan komoditas. Orang yang punya uang bisa membelinya. Ini menjadi masalah yang membuat kita masih tertinggal jauh dari negara lain," kata HT dalam Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh di Hotel The Pade, Banda Aceh, Selasa, 10 Desember 2013.

Menurutnya, potensi dimiliki Indonesia lebih besar ketimbang negara lain, termasuk Malaysia yang kini lebih maju dari negara kita. "Populasi kita lebih banyak, bahkan rata-rata masih dalam usia produktif," ujarnya.

Dia mengungkapkan, sumber daya manusia dan alam juga melimpah, hanya saja sekarang, potensi itu tak dimanfaatkan dengan baik. "Kalau saja sejak reformasi 15 tahun lalu, Indonesia ini diurus dengan terarah, sekarang ya sekarang ini kita sudah bisa masuk dalam tujuh negara maju di dunia," ungkapnya.

HT mengaku prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia yang makin tak terarah. Ini menjadi alasannya maju dan mencalonkan diri dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. "Saya maju untuk mengabdi. Saya hanya butuh otoritas untuk berbuat lebih banyak untuk bangsa ini," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia kini butuh pemimpin yang memiliki integritas, jujur, solutif, berkompeten dan prihatin dengan kondisi bangsa, khususnya kalangan menengah bawah. "Kalau ada pemimpin seperti kriteria ini, rakyat tidak masalah tidak memilih saya," sebutnya.

Saat ditanya oleh seorang peserta bagaimana kiatnya memerangi korupsi jika terpilih jadi wakil presiden, HT mengatakan, hal itu harus dimulai dari dirinya sendiri sebagai pemimpin. "Saya tidak bisa disogok, Win-HT (Wiranto-Hary Tanoesoedibjo) tidak bisa disogok," tegasnya.

Menurutnya, pejabat negara selama ini sangat mudah disogok dan ini dibiarkan oleh pemimpin. Akibat mudahnya menyogok pejabat, banyak kebijakan yang dibuat atas nama negara tidak objektif. "Sekarang banyak kebijakan pemerintah itu tidak objektif, karena bisa disogok," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)