Yusril: Masalah bangsa tak selesai dengan blusukan
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra siap maju sebagai calon presiden (Capres) di Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.
Mantan Menteri Sekretaris Negara ini pun mengaku tak khawatir dengan sejumlah hasil riset dari berbagai lembaga survei belakangan ini yang menempatkan dirinya terbawah atau tokoh yang belum memiliki elektabilitas yang mumpuni.
"Saya ingat pesan Pak Habibie. Apabila ada orang yang mengira kita underdog, itu artinya kita sudah menang dari dia. Saya tak percaya dengan hasil-hasil survei," ujar Yusril di kantornya, Gedung 88 Kota Kasablanca, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2013).
Yusril pun mengaku, tak mampu membayar lembaga survei untuk mengumumkan bahwa dirinya memiliki elektabilitas yang sangat baik.
"Kami memang terbatas dalam pendanaan, jadi kami tidak bisa membayar lembaga survei. Biarkanlah lembaga survei seperti itu," kata Yusril yang juga sebagai mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ini.
Menurut pria yang juga sebagai Pakar Hukum Tata Negara ini, untuk maju di Pilpres tak perlu pencitraan. Ia pun menyindir kebiasaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kerap blusukan.
"Bagi saya tidak perlu ada pencitraan. Bagi saya rakyat sudah capek dengan pencitraan, blusukan sana-sini, senyum sana-sini. Menurut saya, masalah tidak akan selesai hanya dengan senyum-senyum atau blusukan-blusukan," pungkasnya.
Baca berita:
Capres pintar tak dilirik masyarakat
Mantan Menteri Sekretaris Negara ini pun mengaku tak khawatir dengan sejumlah hasil riset dari berbagai lembaga survei belakangan ini yang menempatkan dirinya terbawah atau tokoh yang belum memiliki elektabilitas yang mumpuni.
"Saya ingat pesan Pak Habibie. Apabila ada orang yang mengira kita underdog, itu artinya kita sudah menang dari dia. Saya tak percaya dengan hasil-hasil survei," ujar Yusril di kantornya, Gedung 88 Kota Kasablanca, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2013).
Yusril pun mengaku, tak mampu membayar lembaga survei untuk mengumumkan bahwa dirinya memiliki elektabilitas yang sangat baik.
"Kami memang terbatas dalam pendanaan, jadi kami tidak bisa membayar lembaga survei. Biarkanlah lembaga survei seperti itu," kata Yusril yang juga sebagai mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ini.
Menurut pria yang juga sebagai Pakar Hukum Tata Negara ini, untuk maju di Pilpres tak perlu pencitraan. Ia pun menyindir kebiasaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kerap blusukan.
"Bagi saya tidak perlu ada pencitraan. Bagi saya rakyat sudah capek dengan pencitraan, blusukan sana-sini, senyum sana-sini. Menurut saya, masalah tidak akan selesai hanya dengan senyum-senyum atau blusukan-blusukan," pungkasnya.
Baca berita:
Capres pintar tak dilirik masyarakat
(kri)