Penyesalan PM Australia soal penyadapan dinilai tak cukup

Kamis, 21 November 2013 - 17:31 WIB
Penyesalan PM Australia soal penyadapan  dinilai tak cukup
Penyesalan PM Australia soal penyadapan dinilai tak cukup
A A A
Sindonews.com - Menurut juru bicara Kepresidenan RI Julian Aldrin Pasha, pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott tidak cukup hanya dengan menyatakan menyesal.

Karena, telah melakukan penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan beberapa pejabat lainnya.

Julian mengaku, pihaknya memang mendapat informasi mengenai penyesalan PM Australia Tony Abbott tersebut.
"Karena memang itu yang ditunggu. Tapi yang kami butuhkan, adalah penjelasan resmi dari pihak Australia. Maka kami masih menunggu, bagaimana respons atau tanggapan dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott, terhadap surat Presiden SBY yang sudah dikirimkan semalam," ujar Julian Aldrin Pasha, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Seperti diketahui, kemarin di hadapan anggota Parlemen Australia, Perdana Menteri Tony Abbott mengaku menyesal, dengan masalah penyadapan terhadap Indonesia.

"Saya ingin mengucapkan di hadapan anggota dewan, penyesalan yang mendalam bila Presiden dan rakyat Indonesia merasa malu, dengan apa yang telah dilakukan oleh laporan media (Australia tentang penyadapan)," ucap Abbott di hadapan parlemen, seperti dikutip The Sidney Morning Herald, Rabu, 20 November 2013.

"Jelas ada isu serius yang harus diatasi, antara kedua belah pihak," lanjutnya.

Namun, Abbott mengaku merasa tergugah dengan pernyataan Presiden SBY, mengenai penguatan hubungan antara Australia dengan Indonesia.

Meski sudah menyebutkan rasa penyesalannya, PM Abbott tidak mengucapkan satu pun kata maaf kepada Indonesia, mengenai tindakan intelijen Australia yang melakukan penyadapan terhadap SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Baca juga tujuh instruksi soal penyadapan.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5899 seconds (0.1#10.140)