Buku SBY kental nuansa pencitraan
A
A
A
Sindonews.com - Niat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerbitkan buku berjudul "Selalu Ada Pilihan" dinilai sangat kental akan kepentingan pencitraan. Kesan yang begitu melekat selama dua periode kepemimpinannya.
"SBY itu kan tokoh citra. Lebih mementingkan citra pribadinya terutama untuk konsumsi luar negeri," ujar mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier ketika dihubungi Sindonews, Selasa (12/11/2013).
Ketua DPP Partai Hanura ini mengatakan, pencitraan yang dilakukan SBY tidak akan abadi jika tidak barengi dengan kerja nyata di akhir kepemimpinannya. Menurutnya, hanya prestasi yang bisa membuat SBY dikenang setelah lengser dari jabatannya.
"Pencitraan itu tidak bisa berlangsung lama atau terus-menerus kalau tidak dibarengi prestasi nyata memajukan dan menyejahterakan rakyatnya. Di sini SBY mentok sehingga diawali dengan citra harum, tapi di akhiri sebaliknya. Sayang sekali," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, selama sembilan tahun menjalani tugasnya sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku banyak mendapat kritik dan fitnah dari publik dan berbagai kalangan. Kritik dan fitnah itu akan dia respons melalui sebuah buku yang ditulisnya sendiri.
“Awal Desember ini, cerita yang penuh kejutan itu akan saya bukukan. Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan',” ungkap Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Minggu, 10 November 2013 malam.
Seperti sebuah batik, SBY menilai buku “Selalu Ada Pilihan” berisi banyak pelajaran buat dirinya pribadi. “Mudah-mudahan jadi pelajaran buat kita semua,” terang SBY.
Dia menjelaskan, buku yang ditulis dan diberi judul sendiri olehnya itu akan didedikasikan untuk presiden yang akan datang agar lebih siap menghadapi tantangan, ujian, dan cobaan seperti yang dialaminya sebaga presiden.
SBY ingin berbagi pengalaman sebagai pemimpin bangsa kepada presiden penerusnya melalui sebuah buku. “Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin lebih dari sembilan tahun ini,” jelas SBY.
Baca berita:
Demokrat kesal oposan mengkritik buku SBY
"SBY itu kan tokoh citra. Lebih mementingkan citra pribadinya terutama untuk konsumsi luar negeri," ujar mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier ketika dihubungi Sindonews, Selasa (12/11/2013).
Ketua DPP Partai Hanura ini mengatakan, pencitraan yang dilakukan SBY tidak akan abadi jika tidak barengi dengan kerja nyata di akhir kepemimpinannya. Menurutnya, hanya prestasi yang bisa membuat SBY dikenang setelah lengser dari jabatannya.
"Pencitraan itu tidak bisa berlangsung lama atau terus-menerus kalau tidak dibarengi prestasi nyata memajukan dan menyejahterakan rakyatnya. Di sini SBY mentok sehingga diawali dengan citra harum, tapi di akhiri sebaliknya. Sayang sekali," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, selama sembilan tahun menjalani tugasnya sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku banyak mendapat kritik dan fitnah dari publik dan berbagai kalangan. Kritik dan fitnah itu akan dia respons melalui sebuah buku yang ditulisnya sendiri.
“Awal Desember ini, cerita yang penuh kejutan itu akan saya bukukan. Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan',” ungkap Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Minggu, 10 November 2013 malam.
Seperti sebuah batik, SBY menilai buku “Selalu Ada Pilihan” berisi banyak pelajaran buat dirinya pribadi. “Mudah-mudahan jadi pelajaran buat kita semua,” terang SBY.
Dia menjelaskan, buku yang ditulis dan diberi judul sendiri olehnya itu akan didedikasikan untuk presiden yang akan datang agar lebih siap menghadapi tantangan, ujian, dan cobaan seperti yang dialaminya sebaga presiden.
SBY ingin berbagi pengalaman sebagai pemimpin bangsa kepada presiden penerusnya melalui sebuah buku. “Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin lebih dari sembilan tahun ini,” jelas SBY.
Baca berita:
Demokrat kesal oposan mengkritik buku SBY
(kri)