Deteksi penyakit menular, Mahasiswa UGM buat aplikasi khusus

Sabtu, 02 November 2013 - 02:41 WIB
Deteksi penyakit menular,...
Deteksi penyakit menular, Mahasiswa UGM buat aplikasi khusus
A A A
Sindonews.com - Penyakit menular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar bagi penduduk Indonesia. Hal ini yang menjadi alasan empat mahasiswa UGM, membuat sebuah inovasi.

Inovasi yang mereka buat, ialah pengembangan aplikasi mobile peringatan dini penyakit menular, yang berbasis lokasi dengan Google Map.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Daniel Oscar Baskoro, Bondan Bhaskara dan Faisal Ahmad Sulhan dari Ilmu Komputer FMIPA UGM, serta Ragil Unggul Prakoso dari Pendidikan Kedokteran UGM.

Aplikasi kesehatan yang dinamakan ‘Health Circle’ ini berjalan dengan memberitahukan lokasi-lokasi rawan terjangkitnya penyakit menular bagi penggunanya.

"Aplikasi ini pada intinya untuk membantu memudahkan penggunanya mengetahui daerah-daerah rawan terjangkitnya penyakit menular. Dengan begitu, pengguna bisa menghindari lokasi sumber penularan penyakit menular, seperti demam berdarah, flu burung dan penyakit menular berbahaya lainnya," ujar Oscar, Jumat, 01 November 2013, di UGM.

Dijelaskan Oscar sebagai pembuat alogaritma dari aplikasi ini, Health Circle berisi informasi potensi penyakit menular, yang diperoleh melalui integrasi sistem informasi berita yang terdapat pada media online.

Informasi tersebut kemudian diverifikasi kebenarannya. Jika terbukti benar, informasi mengenai lokasi penyakit menular yang diketahui, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk peta.

"Aplikasi ini layaknya aplikasi layanan jejaring sosial, untuk mengetahui lokasi sebuah tempat. Hanya saja, informasi yang ada mengenai lokasi sumber penyakit menular. Informasi pada aplikasi ini juga bisa diketahui secara realtime,” kata mahasiswa angkatan 2010 ini.

Ditambahkan Faisal, aplikasi Health Circle menggunakan data Google Map untuk membantu mencari lokasi berdasarkan pemberitaan di media online. Semakin sering pemberitaan mengenai lokasi sumber penyakit menular tersebut, lokasi yang bersangkutan di peta Google akan tetap ditandai sebagai lokasi berbahaya.

"Tanda tersebut bisa saja hilang, jika penularan penyakit yang terjadi di lokasi tersebut sudah bisa teratasi dan sudah tidak ada lagi pemberitaan mengenai lokasi tersebut di media online. Selain lokasi, aplikasi ini juga menyediakan informasi detail mengenai penyalit menular, gejala klinis dan tindakan preventif yang harus dilakukan," ujarnya.

Dijelaskan Faisal, dipilihnya media online sebagai sumber pemberitaan mengenai penyakit menular di seluruh daerah di Indonesia karena menurut mereka keakuratan berita yang tersaji di media online memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi.

Ditambah dengan upaya verifikasi lapangan, mereka menjamin keakuratan informasi yang diungguh pada peta penyebaran penyakit menular.

"Sebagai upaya filter terhadap informasi yang diterima, kami juga melibatkan tim kesehatan dari Fakultas Kesehatan UGM. Dan karena baru tahap pengembangan, kami memang belum mempublikasikan aplikasi ini. Masih ada beberapa bagian yang perlu disempurnakan terlebih dahulu," imbuhnya.

Aplikasi Health Circle ini sendiri pernah terpilih sebagai nominasi dalam kompetisi Indonesia ICT Award 2013. Dan dalam bulan November ini, aplikasi tersebut akan dipresentasikan pada pertemuan Google Geo Summit di California, Amerika Serikat.

Rencananya, aplikasi ini tidak hanya bisa digunakan bidang kesehatan saja, tapi juga sebagai sumber untuk informasi kebencanaan dan informasi lainnya. Misalnya, sedang ada kasus tawuran di jalan tertentu, para pengguna jalan yang akan menuju atau sedang berada di jalan tersebut bisa memperoleh informasi untuk mengalihkan jalur kendaraan.

Baca juga penyakit neuropati.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0996 seconds (0.1#10.140)