Sumpah Pemuda, politikus muda korup hancurkan harapan publik

Senin, 28 Oktober 2013 - 13:34 WIB
Sumpah Pemuda, politikus muda korup hancurkan harapan publik
Sumpah Pemuda, politikus muda korup hancurkan harapan publik
A A A
Sindonews.com - Hari ini, bangsa Indonesia memperingati ikrar Sumpah Pemuda yang genap berusia 85 tahun. Saat itu, cita-cita politik pemuda bagaimana menyatukan kembali Kebinekaan Tunggal Ika atas berbagai macam perbedaan.

Melalui semangat persatuan Sumpah Pemuda yang dikumandangkan seluruh pemuda dari pelosok negeri pada tanggal 28 Oktober 1928, cita-cita politik para pemuda berhasil menyatukan visi dan misi politik komponen pemuda.

Namun, semangat dan cita-cita sumpah pemuda yang diwariskan kepada generasi muda saat ini telah dinodai oleh budaya politik kaum muda yang tergerus zaman, yakni budaya politik yang korupsi.

Menurut Pengamat Politik Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, harapan publik menjadi hancur setelah politikus muda banyak yang terlibat dalam kasus korupsi. Bahkan, politikus muda cenderung mengikuti pola dan tradisi politik korup yang dilakukan generasi tetuanya.

"Banyaknya politikus muda yang terlibat kasus korupsi beberapa tahun terakhir membuat harapan kita pada politikus muda juga tak bisa terlalu menggebu-gebu," ujar Lucius, melalui pers rilis kepada Sindonews, Jakarta, Senin (28/10/2013).

Dilanjutkan Lucius, tradisi politik pemuda yang terbawa arus tersebut karena pemuda belum bisa memisahkan diri dari ketergantungan pada politikus tua. Dari itu, pemuda cenderung mengikuti nafsu politik berbentuk materi dan tergerus arus globalisasi.

"Dan korupsi yang terjadi memang tak sulit untuk dipahami jika paham kapitalis dengan gaya hidup hedonisme yang digambarkan di atas masih menjadi arus utama kehidupan umumnya," tuturnya.

Bukan itu saja, kini cita-cita sumpah pemuda yang disematkan melalui idealisme politik generasi muda menjadi sia-sia jika akhirnya para politikus mudanya berlaku sama seperti yang dilakukan generasi tua, yakni turut serta menyuburkan korupsi.

Dikatakan dia, berbicara tentang politikus muda yang kini ramai disebut-sebut sebagai kelompok ideal untuk menjadi pemimpin bangsa juga harus dibaca dalam konteks era globalisasi dan kapitalisme masa kini.

"Harapan berlebihan terhadap politikus muda juga harus disertai oleh sikap kritis," ajaknya.

Baca berita:
Pemuda harus berkontribusi untuk bangsa
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7779 seconds (0.1#10.140)