Caleg muda janji berantas demokrasi wani piro
A
A
A
Sindonews.com - Rencana para calon legislatif (caleg) muda untuk benahi bangsa, rupanya bakal menemui jalan terjal dan tantangan berat. Termasuk saat proses Pemilu 2014 mendatang.
Hal itu diungkapkan Caleg Partai Amanat Nasional (PAN) Didi Suprianto. Dia beralasan, tradisi politik uang diprediksi masih menguat untuk memenangkan pemilu.
"Mengutip dari kata Bung Wanto Klutuk, kita melawan demokrasi wani piro. Tantangannya luar biasa. Kami ini yang baru, sulit bicara kekuatan uang dibanding mereka yang punya uang," kata Didi Suprianto, saat diskusi Peran Caleg Muda Dalam Menata Bangsa-Jelang 28 Oktober (Sumpah Pemuda), di media center KPU, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Selain itu, kata Didi, caleg muda hanya bisa mengandalkan kedekatan dengan konstituen calon pemilih. Hal itu sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, jika direkam dari aktivitas caleg muda sebagai aktivis.
"Kita bersyukur yang muda-muda ini ada yang dari kalangan media juga aktivis, akhirnya berani masuk ke parlemen untuk merubah tradisi politik kotor di sana. Ini kesempatan baik untuk merealisasikan ide-ide yang dulu di lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Caleg Nasdem Faisal Yusuf mengatakan, parlemen ke depan harus diisi anak-anak muda yang memiliki visi yang jelas. Terutama dalam merubah tradisi politik, tanpa mengandalkan kekuatan uang semata.
"Kita percaya kalau di Senayan yang muda-muda ini ada di dalam sana, bisa ketemu ide yang sudah lama disimpan. Saya percaya kita bisa kuatkan visi yang jelas, karena modal kita itu modal sosial," tambahnya.
Baca juga perjuangan caleg muda berantas budaya korupsi.
Hal itu diungkapkan Caleg Partai Amanat Nasional (PAN) Didi Suprianto. Dia beralasan, tradisi politik uang diprediksi masih menguat untuk memenangkan pemilu.
"Mengutip dari kata Bung Wanto Klutuk, kita melawan demokrasi wani piro. Tantangannya luar biasa. Kami ini yang baru, sulit bicara kekuatan uang dibanding mereka yang punya uang," kata Didi Suprianto, saat diskusi Peran Caleg Muda Dalam Menata Bangsa-Jelang 28 Oktober (Sumpah Pemuda), di media center KPU, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Selain itu, kata Didi, caleg muda hanya bisa mengandalkan kedekatan dengan konstituen calon pemilih. Hal itu sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, jika direkam dari aktivitas caleg muda sebagai aktivis.
"Kita bersyukur yang muda-muda ini ada yang dari kalangan media juga aktivis, akhirnya berani masuk ke parlemen untuk merubah tradisi politik kotor di sana. Ini kesempatan baik untuk merealisasikan ide-ide yang dulu di lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Caleg Nasdem Faisal Yusuf mengatakan, parlemen ke depan harus diisi anak-anak muda yang memiliki visi yang jelas. Terutama dalam merubah tradisi politik, tanpa mengandalkan kekuatan uang semata.
"Kita percaya kalau di Senayan yang muda-muda ini ada di dalam sana, bisa ketemu ide yang sudah lama disimpan. Saya percaya kita bisa kuatkan visi yang jelas, karena modal kita itu modal sosial," tambahnya.
Baca juga perjuangan caleg muda berantas budaya korupsi.
(stb)