IPI nilai kasus impor daging sapi bernuansa politik
A
A
A
Sindonews.com - Kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap kesaksian Lutfhi Hasan Ishaaq (LHI) mengenai kedekatannya dengan Bunda Putri, menumbulkan beragam komentar.
Salah satunya adalah Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI)Karyono Wibowo, berdasarkan analisisnya yang bersumber dari sejumlah media dalam beberapa pekan ini, IPI menilai kasus daging impor sapi ini mulai bias.
Menurutnya, hal itu dikarenakan, penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim tidak fokus menangani perkara tersebut.
Bahkan cenderung melebar ke ranah politik. Hal ini bermula dari jawaban Ridwan Hakim, Suswono hingga LHI, pada saat hakim mengkofirmasi hasil rekaman pembicaraan yang dimiliki KPK terkait nama Sengman, Bunda Putri dan presiden.
"Dari sinilah saya melihat substansi kasus impor daging sapi bergeser ke ranah politis. Saya menduga ada upaya pengaburan kasus impor daging sapi ini, ditarik ke ranah politis," tegas Karyono, Jumat (18/10/2013).
Terlepas benar atau tidak keterangan LHI soal kedekatan Bunda Putri dengan Presiden SBY dan orang-orang dekat istana, hal ini dapat mengaburkan kasus impor daging.
Upaya ini bisa dilihat dari pergeseran isu yang melebar hingga ke masalah peran Bunda Putri dalam reshufle kabinet. Ini sudah keluar dari konteks persoalan.
"Semestinya, masalah inilah yang harus dipertanyakan pihak Istana. Siapa yang menggeser isu ini?, bukan malah menanggapinya secara reaktif," ujar Karyono.
Disisi lain, aktor seperti Elda Devianni yang juga satu alumni dengan Hatta Rajasa di ITB malah tidak di dalami. Begitu juga kasus Sengman, yang menurut berbagai sumber adalah orang dekat SBY.
Klik di sini untuk berita terkait.
Salah satunya adalah Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI)Karyono Wibowo, berdasarkan analisisnya yang bersumber dari sejumlah media dalam beberapa pekan ini, IPI menilai kasus daging impor sapi ini mulai bias.
Menurutnya, hal itu dikarenakan, penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim tidak fokus menangani perkara tersebut.
Bahkan cenderung melebar ke ranah politik. Hal ini bermula dari jawaban Ridwan Hakim, Suswono hingga LHI, pada saat hakim mengkofirmasi hasil rekaman pembicaraan yang dimiliki KPK terkait nama Sengman, Bunda Putri dan presiden.
"Dari sinilah saya melihat substansi kasus impor daging sapi bergeser ke ranah politis. Saya menduga ada upaya pengaburan kasus impor daging sapi ini, ditarik ke ranah politis," tegas Karyono, Jumat (18/10/2013).
Terlepas benar atau tidak keterangan LHI soal kedekatan Bunda Putri dengan Presiden SBY dan orang-orang dekat istana, hal ini dapat mengaburkan kasus impor daging.
Upaya ini bisa dilihat dari pergeseran isu yang melebar hingga ke masalah peran Bunda Putri dalam reshufle kabinet. Ini sudah keluar dari konteks persoalan.
"Semestinya, masalah inilah yang harus dipertanyakan pihak Istana. Siapa yang menggeser isu ini?, bukan malah menanggapinya secara reaktif," ujar Karyono.
Disisi lain, aktor seperti Elda Devianni yang juga satu alumni dengan Hatta Rajasa di ITB malah tidak di dalami. Begitu juga kasus Sengman, yang menurut berbagai sumber adalah orang dekat SBY.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)