Ali Masykur: Kelestarian lingkungan tanggung jawab bersama
A
A
A
Sindonews.com - Masyarakat dunia kini dihadapkan pada berbagai persoalan serius akibat kerusakan lingkungan hidup. Pemerintah setiap negara dituntut membuat kebijakan yang bisa mengantisipasi setiap ancamannya.
“Bumi selalu berubah, sekarang masalah tiap negara di dunia bukan hanya perubahan iklim, tapi juga merambah pada krisis energi dan pangan,” terang Ketua Pelaksana Audit Lingkungan Hidup se-Dunia Ali Masykur Musa dalam ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) ke-14 di Kantor Wali Kota Surabaya, Rabu (25/09/2013).
Menurut Ali Masykur Musa, sedikitnya ada lima hal penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, terutama di Indonesia. Pertama, karena penyalahgunaan tata ruang. Hal ini terjadi saat kawasan konservasi beralih fungsi menjadi kawasan industri atau permukiman. Kedua, maraknya deforestasi mengakibatkan munculnya lahan kritis.
Ketiga, adanya anggapan bahwa lingkungan adalah sebagai sumber pendapatan. Keempat, perilaku masyarakat yang belum ramah lingkungan. Kelima, lemahnya penegakan hukum di bidang lingkungan.
“Selama ini, penegakan hukum di berbagai aspek lingkungan masih lemah. UU tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH) dan UU Kehutanan seperti tak bergigi,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Anggota BPK RI ini.
Menghindari semakin parahnya kerusakan lingkungan, tokoh muda NU ini mengajak seluruh masyarakat untuk menggelorakan gerakan menyelamatkan lingkungan.
Selain melakukan penghijauan dan penegakan hukum, Cak Ali meminta kepada pemerintah untuk mengintegrasikan ilmu lingkungan di dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan lingkungan harus menjadi bagian dari semangat semua elemen bangsa untuk peduli terhadap alam.
“Masalah lingkungan seharusnya tidak hanya disuarakan LSM dan menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup. Kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama,” tandas peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini.
“Bumi selalu berubah, sekarang masalah tiap negara di dunia bukan hanya perubahan iklim, tapi juga merambah pada krisis energi dan pangan,” terang Ketua Pelaksana Audit Lingkungan Hidup se-Dunia Ali Masykur Musa dalam ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) ke-14 di Kantor Wali Kota Surabaya, Rabu (25/09/2013).
Menurut Ali Masykur Musa, sedikitnya ada lima hal penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, terutama di Indonesia. Pertama, karena penyalahgunaan tata ruang. Hal ini terjadi saat kawasan konservasi beralih fungsi menjadi kawasan industri atau permukiman. Kedua, maraknya deforestasi mengakibatkan munculnya lahan kritis.
Ketiga, adanya anggapan bahwa lingkungan adalah sebagai sumber pendapatan. Keempat, perilaku masyarakat yang belum ramah lingkungan. Kelima, lemahnya penegakan hukum di bidang lingkungan.
“Selama ini, penegakan hukum di berbagai aspek lingkungan masih lemah. UU tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH) dan UU Kehutanan seperti tak bergigi,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Anggota BPK RI ini.
Menghindari semakin parahnya kerusakan lingkungan, tokoh muda NU ini mengajak seluruh masyarakat untuk menggelorakan gerakan menyelamatkan lingkungan.
Selain melakukan penghijauan dan penegakan hukum, Cak Ali meminta kepada pemerintah untuk mengintegrasikan ilmu lingkungan di dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan lingkungan harus menjadi bagian dari semangat semua elemen bangsa untuk peduli terhadap alam.
“Masalah lingkungan seharusnya tidak hanya disuarakan LSM dan menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup. Kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama,” tandas peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini.
(kri)