Rapimnas momentum evaluasi pencapresan Ical
Rapimnas momentum evaluasi pencapresan Ical
A
A
A
Sindonews.com - Pencapresan Aburizal Bakrie alias Ical terus mendapat sorotan. Bahkan, muncul suara untuk dievaluasi meskipun sudah dideklarasikan sejak 2012 lalu.
Pengamat Politik Pol-Tracking Institute Hanta Yuda mengatakan, masih ada kelompok yang menginginkan evaluasi pencapresan Ical di Partai Golkar. Menurutnya, Ical berbanding terbalik dengan Jokowi yang bisa menaikkan elektabilitas partai.
Hanta menilai, Rapimnas Golkar yang akan digelar pada bulan Oktober mendatang menjadi momentum untuk mengevaluasi atau mengukuhkan pencapresan Ical.
"Jadi rapimnas ini momentum mengokohkan Ical atau untuk mengevaluasinya," kata Hanta usai diskusi di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).
Ia menyarankan, Golkar harus jeli melihat perkembangan politik yang ada. Jika tidak mampu melawan kekuatan Jokowi dan Prabowo Subianto, maka partai berlambang beringin itu harus mencari strategi baru yang progresif dan masif.
"Dievaluasi, kalau dievaluasi yang bisa dilakukan adalah Golkar membuka konvensi yang lebih menarik dari Demokrat, yang memunculkan nama baru, tidak mustahil Golkar memunculkan figur seperti Jokowi baru," tegasnya.
Namun, langkah kedua dinilai hanya menguntungkan partai tapi tidak ke Ical. Namun, jika Golkar ingin merubah capresnya jangan langsung ditunjuk tapi harus ada mekanisme yang lebih menarik.
Pengamat Politik Pol-Tracking Institute Hanta Yuda mengatakan, masih ada kelompok yang menginginkan evaluasi pencapresan Ical di Partai Golkar. Menurutnya, Ical berbanding terbalik dengan Jokowi yang bisa menaikkan elektabilitas partai.
Hanta menilai, Rapimnas Golkar yang akan digelar pada bulan Oktober mendatang menjadi momentum untuk mengevaluasi atau mengukuhkan pencapresan Ical.
"Jadi rapimnas ini momentum mengokohkan Ical atau untuk mengevaluasinya," kata Hanta usai diskusi di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).
Ia menyarankan, Golkar harus jeli melihat perkembangan politik yang ada. Jika tidak mampu melawan kekuatan Jokowi dan Prabowo Subianto, maka partai berlambang beringin itu harus mencari strategi baru yang progresif dan masif.
"Dievaluasi, kalau dievaluasi yang bisa dilakukan adalah Golkar membuka konvensi yang lebih menarik dari Demokrat, yang memunculkan nama baru, tidak mustahil Golkar memunculkan figur seperti Jokowi baru," tegasnya.
Namun, langkah kedua dinilai hanya menguntungkan partai tapi tidak ke Ical. Namun, jika Golkar ingin merubah capresnya jangan langsung ditunjuk tapi harus ada mekanisme yang lebih menarik.
(kri)
Explore More