Ini orasi Jenderal Moeldoko di hadapan mahasiswa Unhan
A
A
A
Sindonews.com - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memberikan orasi kepada Civitas Academica Universitas Pertahanan (Unhan), pada acara Wisuda Pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik 2012-2013, di Gedung Pierre Tendean Kemhan RI, Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Dalam orasinya yang berjudul “Penguatan peran TNI dalam menjaga keseimbangan baru di antara stabilitas dan keterbukaan”, Panglima TNI mengatakan, integrasi adalah suatu proses.
Proses integrasi yakni integrasi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Integrasi politik melibatkan, bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh pada tuntutan negara.
"Kedua, bagaimana meningkatkan konsensus yang mengatur tingkah laku politik anggota masyarakat," ungkapnya.
Panglima TNI juga menyampaikan, Indonesia telah mampu mengelola stabilitas dan keterbukaan. Namun, akan mengalami konsekuensi-konsekuensi baru apabila stabilitas dan keterbukaan tidak dikelola dengan baik.
Karena kedua hal tersebut bersifat dinamis. "Kami pahami bersama, bahwa tidak ada negara stabil atau tidak stabil, yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya guncangan," tegasnya.
Namun, lanjutnya, sampai saat ini guncangan-guncangan tersebut dapat dilewati dengan baik. Retakan yang pernah dialami oleh Bangsa Indonesia di masa lalu, utamanya yang mengarah ke disintegrasi, telah direkat dengan baik melalui pondasi sejarah peristiwa Sumpah Pemuda.
"Perpecahan-perpecahan baik yang bersifat horizontal maupun vertikal ditinggalkan, ikatan-ikatan kedaerahan dan etnis sirna dan semua daya disalurkan kedalam penguatan pemimpin revolusi nasional untuk menentang kekuasaan kolonial," ungkapnya.
Sementara itu, kondisi perekonomian global yang saat ini dirasa kurang menggembirakan, juga telah membawa dampak di Indonesia. Meski saat ini pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6.3 persen melebihi atau di atas sejumlah negara, namun TNI tetap ingin terus berperan untuk menjaga pertumbuhan ini dengan menjamin rasa aman bagi para investor yang akan berinvestasi di Indonesia.
"Sejarah, geografi, budaya dan faktor-faktor lain yang dimiliki Bangsa Indonesia, selain memberi kekuatan juga menyimpan kerentanan. Untuk mengatasi hal ini, secara komprehensif nampaknya TNI masih memerlukan penguatan peran dalam menjaga keseimbangan baru diantara stabilitas dan keterbukaan," katanya.
Dalam orasinya yang berjudul “Penguatan peran TNI dalam menjaga keseimbangan baru di antara stabilitas dan keterbukaan”, Panglima TNI mengatakan, integrasi adalah suatu proses.
Proses integrasi yakni integrasi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Integrasi politik melibatkan, bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh pada tuntutan negara.
"Kedua, bagaimana meningkatkan konsensus yang mengatur tingkah laku politik anggota masyarakat," ungkapnya.
Panglima TNI juga menyampaikan, Indonesia telah mampu mengelola stabilitas dan keterbukaan. Namun, akan mengalami konsekuensi-konsekuensi baru apabila stabilitas dan keterbukaan tidak dikelola dengan baik.
Karena kedua hal tersebut bersifat dinamis. "Kami pahami bersama, bahwa tidak ada negara stabil atau tidak stabil, yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya guncangan," tegasnya.
Namun, lanjutnya, sampai saat ini guncangan-guncangan tersebut dapat dilewati dengan baik. Retakan yang pernah dialami oleh Bangsa Indonesia di masa lalu, utamanya yang mengarah ke disintegrasi, telah direkat dengan baik melalui pondasi sejarah peristiwa Sumpah Pemuda.
"Perpecahan-perpecahan baik yang bersifat horizontal maupun vertikal ditinggalkan, ikatan-ikatan kedaerahan dan etnis sirna dan semua daya disalurkan kedalam penguatan pemimpin revolusi nasional untuk menentang kekuasaan kolonial," ungkapnya.
Sementara itu, kondisi perekonomian global yang saat ini dirasa kurang menggembirakan, juga telah membawa dampak di Indonesia. Meski saat ini pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6.3 persen melebihi atau di atas sejumlah negara, namun TNI tetap ingin terus berperan untuk menjaga pertumbuhan ini dengan menjamin rasa aman bagi para investor yang akan berinvestasi di Indonesia.
"Sejarah, geografi, budaya dan faktor-faktor lain yang dimiliki Bangsa Indonesia, selain memberi kekuatan juga menyimpan kerentanan. Untuk mengatasi hal ini, secara komprehensif nampaknya TNI masih memerlukan penguatan peran dalam menjaga keseimbangan baru diantara stabilitas dan keterbukaan," katanya.
(stb)