Istana: Belum ada kota yang layak gantikan ibu kota
A
A
A
Sindonews.com - Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta telah ditindaklanjuti dengan pembentukan sebuah tim informasi, yang bertugas untuk untuk meriset dan mempertimbangkan rencana pemindahan tersebut. Namun wacana tersebut belum sampai pada opsi kota-kota yang dianggap layak menjadi ibu kota.
“Pemindahan ibu kota bukan hanya mempertimbangkan kondisi macet dan banjir Jakarta saat musim hujan. Tempat yang lain mungkin bebas dari banjir tapi belum tentu bebas dari masalah-masalah yang lain. Ini yang jadi pertimbangan bahwa pemindahan ibu kota menghindari dari masalah yang tidak diselesaikan lalu muncul masalah yang baru," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, di kawasan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013), sebagaimana dilansir laman setkab.go.id.
Mengenai tim informal yang dibentuk pemerintah, Julian mengatakan, karena statusnya informal maka tim tersebut tidak perlu dipublikasikan agar bisa fokus bekerja. "Nanti kalau dibicarakan lebih jauh apa saja, bukan jadi informal lagi, nanti kerjanya tidak fokus lagi," ujar Julian.
Jubir Presiden itu menegaskan, wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ditujukan untuk kebaikan kita bersama, dengan mempertimbangkan mencari solusi terbaik bila akhirnya ada kesepakatan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta.
Sebagaimana diketahui, saat jumpa pers di di Hotel Grand Emerald, St Petersburg, Rusia, Sabtu, 7 September 2013, pukul 10.00 waktu setempat. SBY mengatakan, kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDP, pendapatan perkapita. Kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru.
“Pemindahan ibu kota bukan hanya mempertimbangkan kondisi macet dan banjir Jakarta saat musim hujan. Tempat yang lain mungkin bebas dari banjir tapi belum tentu bebas dari masalah-masalah yang lain. Ini yang jadi pertimbangan bahwa pemindahan ibu kota menghindari dari masalah yang tidak diselesaikan lalu muncul masalah yang baru," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, di kawasan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013), sebagaimana dilansir laman setkab.go.id.
Mengenai tim informal yang dibentuk pemerintah, Julian mengatakan, karena statusnya informal maka tim tersebut tidak perlu dipublikasikan agar bisa fokus bekerja. "Nanti kalau dibicarakan lebih jauh apa saja, bukan jadi informal lagi, nanti kerjanya tidak fokus lagi," ujar Julian.
Jubir Presiden itu menegaskan, wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ditujukan untuk kebaikan kita bersama, dengan mempertimbangkan mencari solusi terbaik bila akhirnya ada kesepakatan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta.
Sebagaimana diketahui, saat jumpa pers di di Hotel Grand Emerald, St Petersburg, Rusia, Sabtu, 7 September 2013, pukul 10.00 waktu setempat. SBY mengatakan, kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDP, pendapatan perkapita. Kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru.
(lal)